Entri Populer

Rabu, 16 April 2014

Bioremediasi dan Pembangunan Berkelanjutan

Oleh:  Shafira Adlina

Eksploitasi besar-besaran sumber daya alam (SDA) demi usaha mengejar pembangunan ekonomi negara merupakan salah satu kelemahan dari pengelolaan sumber daya alam di negara-negara berkembang. Buahnya mereka harus membayar mahal dengan semakin rusaknya lingkungan. Misalnya efek dari eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi yang beresiko menumpahkan minyak bumi ke dalam lapisan tanah. Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas air tanah dan kesuburan tanah itu sendiri. Jelas pencemaran ekosistem di daerah tersebut tidak terhindarkan lagi.
Pencemaran ekosistem dapat didefinisikan dengan masuknya suatu zat, energi atau mahluk hidup kedalam lingkungan secara sengaja atau alamiah yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup. 

Proses purifikasi
Pencemaran ekosistem terjadi di luar kebiasaan, hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya cekaman bagi ekosistem dan dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan. Pada dasarnya eksosistem memiliki daya lenting lingkungan, artinya ekosistem tersebut dapat mempertahankan keseimbangannya dengan menetralisir pencemaran melalui mekanisme self-purification process. Kualitas dan kuantitas pencemar tersebut menjadi hal yang sangat mempengaruhi kemampuan ekosistem untuk melakukan self-purification itu sendiri.
Untuk menanggulangi pencemaran tersebut dapat menggunakan beberapa macam metode. Metoda penanggulangan pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara fisika, kimia dan biologi (Udiharto, 1992).
Metode penanggulangan secara fisika bisa dilakukan dengan penyaringan, penenggelaman, pembakaran, dan penggunaan gelling agent. Metode penanggulangan secara kimia antara lain seperti solidifikasi dan ekstrasi kimia. Penanggulangan secara fisika dan kimia dari segi waktu sangatlah efektif tetapi seringkali menyebabkan terjadinya pemindahan kontaminan. Contohnya dengan pembakaran secara singkat dapat mengeleminasi kontaminan,namun dapat mengakibatkan pencemaran udara dan sisa hasil pembakaran memerlukan pengolahan lanjutan. Kelemahan lainnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk operasional relatif sangat mahal.
Dengan menggunakan pengolahan secara biologi untuk mengatasi masalah pencemaran merupakan alternatif yang efektif dari segi biaya dan relatif tidak merusak lingkungan. Hal ini dikarenakan senyawa organik mengalami mineralisasi dan menghasilkan produk akhir yang stabil dan tidak beracun meskipun metode ini memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan pengolahan secara fisika maupun kimia. Oleh karena itu bioremediasi adalah pilihan yang efektif dan ramah terhadap lingkungan. 
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan suatu sistem yang menggunakan organisme biologis untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan lingkungan seperti pencemaran tanah dan air. Baik makro- maupun mikro-organisme. Di lingkungan normal, mikro- dan makro-organisme hidup dengan terus menerus memecah dan menyusun kembali senyawa organik sebagai sumber energi ataupun untuk material pembangun tubuhnya.
Apa yang terjadi ketika terjadi tumpahan polutan seperti minyak bumi ke lingkungan normal?
Kebanyakan organisme mungkin akan mati dikarenakan perubahan lingkungan yang begitu mendadak. Namun, beberapa organisme dapat hidup bahkan memanfaatkan limbah organik tersebut untuk bertahan hidup. Bioremediasi bekerja dengan memanfaatkan organisme pemakan limbah ini. Bioremediasi merupakan salah satu contoh bioteknologi dimana pertumbuhan organisme diatur sedemikian rupa sehingga organisme tersebut bisa memakan limbah dengan lebih optimal.
Pada dasarnya menurut PP No. 85 tahun 1999, tertera bahwa limbah minyak bumi termasuk ke dalam limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Pencemaran minyak bumi di tanah merupakan ancaman bagi kesehatan manusia. Pada daerah-daerah yang mengandalkan air tanah sebagai sumber utama kebutuhan air bersih dan air minum dapat menimbulkan efek serius, karena minyak bumi yang mencemari tanah dapat mencapai lokasi air tanah, danau atau sumber air yang menyediakan air bagi kebutuhan domestik maupun industri. Pencemaran minyak bumi, meskipun dengan konsentrasi hidrokarbon yang sangat rendah sangat mempengaruhi bau dan rasa air tanah (Nugroho, 2006).
Selain mengancam kesehatan manusia, cemaran minyak bumi juga dapat merugikan lingkungan. Hal ini dikarenakan pencemaran tanah dapat memberikan dampak negatif terhadap ekosistem. Sekalipun dosis cemaran rendah, hal tersebut dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme yang hidup di sekitar lingkungan tersebut. Bahkan dapat mengakibatkan musnahnya beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Seluruh prosedur kerja serta pelaksanaan bioremediasi mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 128 Tahun 2003 tentang tata cara dan persyaratan teknik pengelolaan limbah minyak dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis. Kandungan hidrokarbon atau Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) pada Limbah yang akan diolah dengan metode biologis harus dianalisis terlebih dulu. Batas konsentrasi maksimum TPH awal sebelum proses pengolahan biologis adalah tidak lebih dari 15%. Sedangkan nilai TPH akhir hasil pengolahan adalah di bawah 1%. Artinya hasil dari pengolahan lahan tercemar ini bertujuan untuk mendekati sifat awal/normal lahan tersebut.
Bagaimana jika limbah memiliki kandungan TPH lebih dari 15%?
Sebelum memasuki proses bioremediasi limbah tersebut harus diolah dengan metode lain seperti remediasi fisika ataupun kimia.

Bioremediasi Berkelanjutan
Saat terjadi pencemaran, keanekaragaman ekosistem akan mengalami penurunan. Komponen ekosistem yang terdapat pada kondisi lingkungan tercemar sangat terbatas, hanya komponen yang dapat beradaptasilah yang masih dapat bertahan dengan kondisi aktual.
Komponen biotik yang ada (endogeneous) atau dengan memberikan komponen biotik dari luar (exogeneous) dapat melakukan pemulihan kondisi lingkungan dengan merekayasa kondisi lingkungan tersebut dengan menggunakan teknik bioremediasi. Agar kondisi kualitas lingkungan menjadi lebih baik.
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan perpaduan antara dua kata yang kontradiktif yaitu pembangunan (development) yang menuntut perubahan dan pemanfaatan sumberdaya alam, dan berkelanjutan (sustainability) yang berkonotasi tidak boleh mengubah di dalam proses pembangunan berkelanjutan. Perpaduan antara kedua kepentingan ini pada dasarnya mengembalikan developmentalis dan environmentalis dimana kepentingan ekonomi dan lingkungan hidup disetarakan (Saragih & Sipayung, 2000).
Dalam pembangunan berkelanjutan terdapat beberapa aspek besar yang penting diperhatikan, yakni aspek ekologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pada proses bioremediasi dapat dikatakan memenuhi ketiga aspek tersebut. Salah satunya yaitu dikarenakan lahan bekas dan sekitarnya lebih bermanfaat dibanding ketika saat lahan tercemar. Selain dapat dimanfaatkan kembali, dalam proses remediasi ini disinyalir dapat menekan angka cost recovery dibanding dengan proses remediasi lainnya.
Oleh karena itu bioremediasi dikatakan berkelanjutan karena menggunakan pandangan jangka panjang dan lintas generasi. Bioremediasi menjadi sebuah solusi “wajib” yang harus dilaksanakan setiap pihak yang telah mengekploitasi kekayaan alam. Dengan kata lain bioremediasi adalah konsekuensi yang harus diambil sebagai tanggung jawab dari generasi sekarang terhadap hak generasi mendatang. Agar dapat menjamin dan meneruskan SDA yang dapat menyediakan hasil berkelanjutan secara ekonomi dan jasa lingkungan termasuk keindahan alam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar