Entri Populer

Selasa, 20 September 2011

LINGKUNGAN HIDUP

Dewasa ini, bersamaan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin global, kondisi lingkungan hidup juga semakin berubah. Lingkungan hidup sebagai tempat melaksanakan segala aktifitas kehidupan, kini menunjukan perkembangan menuju ke arah yang memprihatinkan. Semakin maraknya kebutuhan manusia yang harus mutlak dipenuhi tanpa memandang dampak terhadap kondisi lingkungan hidup hayati itulah salah satu penyebab semakin kritisnya kondisi lingkungan hidup tersebut. Khususnya di Negara Indonesia ini, padahal Negara Indonesia adalah negara yang agraris. Sebuah kebanggaan bagi yang merasa sebagai warga negara Indonesia karena mempunyai kekayaan baik Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia begitu melimpah dari tanah Indonesia ini. Dan juga semakin dibanggakan karena kekayaan Indonesia bukan hanya dapat digunakan sebagai mata pencaharian atau sumber kehidupan dan penghasilan, namun juga menjadi tempat tinggal yang nyaman dan aman secara ekologis. Akan tetapi itu semua merupakan kondisi terdahulu, eksploitasi yang berlebihan, pembabatan hutan liar, budaya membuang sampah sembarangan, dan hal-hal lainnya yang berjalan tanpa memperhatikan keberlanjutan sebuah sistem yang utuh dan menyeluruh dan akhirnya merusak bahkan bisa dibilang menghancurkan alam. Secara menyeluruh, hal ini dapat menimbulkan penderitaan, penyakit, bencana, hingga akhirnya kemiskinan masyarakat. Banyak sekali hal ataupun kejadian yang dapat dilihat dan akhirnya jelas dirasakan akan adanya sebuah kerugian. Hutan Kalimantan yang rusak sehingga mengganggu siklus maupun habitat dari beberapa spesies dan keanekaragama hayati, eksploitasi tambang yang berlebihan yang hanya menghasilkan rusaknya struktur tanah juga polusi, eksploitasi “air”.Belum lagi sampah yang membludak di tiap sungai, pemakaian AC, dan asap kendaraan. Akibat yang kemudian muncul, bukan hanya menjadi keprihatinan bersama yang cukup untuk direnungkan saja, namun juga menyangkut mentalitas masing-masing individu atau pribadi yang menunjukkan rendahnya kesadaran akan “Peduli Lingkungan Hidup”. Untuk itu perlu digerakkan upaya pemberdayaan lingkungan hidup dan pemantapan atau perubahan mentalitas tiap individu secara mendasar. Karena perlu disadari bahwa “Semua makhluk dan ciptaanNya merupakan sebuah proses hidup yang saling berkesinambungan. A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP Lingkungan hidup adalah Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Kebutuhan masyarakat ⇨ meningkat Berdampak pada terwujudnya perilaku masyarakat yang eksploitatif terhadap Sumber Daya Alam (SDA) yang ada sehingga berakibat pada menurunnya tingkat maupun kualitas SDA di Indonesia secara cepat. B. PENCEMARAN LINGKUNGAN Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas. Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkngan. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila : 1. Jumlahnya melebihi jumlah normal. 2. Berada pada waktu yang tidak tepat. 3. Berada di tempat yang tidak tepat. Sifat polutan adalah : Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak. C. SUMBER PENCEMARAN a. Pencemaran Air Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya. Pencemaran air dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu: Sumber Sumber Langsung Tidak Langsung Pencemaaran Air # Sumber – sumber langsung adalah buangan (effluent) yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta sampah. Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam badan air, (system) seperti sungai , kanal, parit atau selokan. # Sumber Tidak Langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri maupun dari limbah domestik... Sumber & Karakteristik Limbah Cair # Sumber Limbah Cair ∙ Limbah cair domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat perdagangan maupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat” umum, lalu lintas, dll. BOD5 (biological oxygen dmand) ∙ Limbah Cair Industri adalah limbah yang berasal dari industri. Sifat-sifat air limbah industri relative bervariasi tergantung dari bahan baku yang di gunakan, pemakaian air dalam proses, dan bahan aditif yang digunakan selama proses produksi. ∙ Limbah Cair Pertanian berasal dari buangan air irigasi yg disalurkan kembali ke saluran drainase atau meresap ke dalam tanah. Limbah ini akan mempengruhi tingkat kekeruhan BOD5, COD ,pH . tetapi juga kadar unsure N, P, dan pestisida, insektisida ∙ Limbah Pertambangan berasal dari buangan pemrosesan yang terjadi diarea pertambangan misalnya tambang emas. Limbah ini akan mempengaruhi tingkat kekeruhan BOD5,COD,pH, tetapi juga kadar kimia yg digunakan dalam proses penambangan # Karakteristik Limbah Cair Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah aliran limbah cair yang dihasilkan. ∙ Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis. ∙ Parameter yang diukur antara lain sebagai berikut: ▷ Parameter fisik berupa padatan (partikel padat) yang ada dalam air (padatan total,padatan tersuspensi dan padatan terlarut) ;warna;bau dan temperature ▷ Parameter kimia selain berupa kadar BOD5,COD, dan TOC yang menggambarkan kadar bahan organik dalam limbah, juga senyawa yg terkait dengan anomia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor anorganik,sulfat,klorida,belerang,logam berat (Fe,Al,Mn dan Pb), dan gas (H2O,CO2,O2, dan CH4) ▷ Parameter biologis merupakan hal penting karena ada beribu-ribu bakteri per millimeter dalam air limbah yang belum diolah. Jenis bakteri yang diukur adalah bakteri golongan Coli. b. Pencemaran Udara Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat ditimbulkan dari 6 (enam) sumber utama, yaitu: 1. pengangkutan dan transportasi 2. kegiatan rumah tangga 3. pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil 4. pembakaran sampah 5. pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan 6. pembakaran bahan bakar dan emisi proses Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok 1. CO2 Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca. 2. Karbon monoksida (CO) yaitu Gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air beracun dan berbahaya..Dapat bertahan lama di muka bumi karena kemampuan atmosfer untuk menyerapnya adalah antara 1 dan 5 tahun. Di kota-kota besar, sumber utama penghasil CO adalah kendaraan bermotor seperti mobil, truck, bus, dan sepeda motor karena pembakaran BBM yang tidak sempurna . CO dapat terbentuk secara alamiah maupun sebagai hasil sampingan kegiatan manusia. Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kematian 3. Timbal (Pb) 4. NO 5. Ozon 6. dll c. Pencemaran Tanah Pencemaran tanah saling terkait dengan pencemaran udara. Sampah-sampah yang tak bisa terurai ditimbun langsung ditanah menyebabkan rusaknya tanah bagi terutama bagi kegiatan pertanian. Belum lagi pencemaran udara yang mengkontaminasi udara dan dibawa air hujan ke tanah. Sehingga tanah menyerap bahan-bahan pencemar tersebut. Jika tumbuh-tumbuhan menyerap bahan pencemar tersebut maka akan terjadi akumulasi pada tubuh tanaman dan seterusnya dikonsumsi manusia. Kebanyakan sampah buangan rumah tangga juga sering ditimbun pada tanah, seperti yang terjadi di seluruh kota di Indonesia di TPA (tempat pembuangan akhir) sampah. Padahal tanah tidak bisa merubah segala bahan pencemar tersebut secara alami karena kemampuan tanah terbatas. Tanah yang manusia butuhkan untuk tanaman bagi kebutuhan makanan adalah sangatlah vital. Kegiatan pertanian dewasa ini juga umumnya menggunakan bahan-bahan kimia untuk merangsang dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Di sisi lain suatu saat pertanian secara intensif akan berakhir karena tanah tidak berdaya lagi mendukung tanaman tumbuh. Seperti pestisida dapat memproteksi tanaman dari hama dan penyakit. Di pabrik-pabrik, kantor, hotel, restoran, juga di rumah, manusia memproduksi berton-ton sampah. Selama bertahun-tahun hak ini menjadi masalah yang masih belum terpecahkan. Sampah dapat dibakar, tetapi dapat mengakibatkan pencemaran udara. Juga dapat dibuang di sungai atau di laut, namun dapat mengakibatkan pencemaran air dan laut. Namun, sampah harus diletakkan di suatu tempat. Kebanyakan sampah tanpa dipilah langsung ditimbun dalam tanah (landfill). Tanah digali kemudian sampah diletakkan, ketika suatu tempat telah penuh ditimbun kembali dan lokasi ini tentunya tidak bisa dijadikan lahan pertanian. Di dalam tanah terjadi proses dimana terjadi pembusukan kotoran yang memproduksi gas beracun methane yang bisa terlepas ke permukaan tanah. Bahan-bahan kimia lainnya dalam sampah tersebut larut dalam lapisan air tanah dan lewat jalur air (drainase) bawah tanah akan tersebar ke tempat lain. Aliran air dalam tanah yang telah terkontaminasi ini akan terbawa dan mencemari sumber-sumber mata air, sungai dan laut sehingga air tidak bisa diminum. Hal inilah yang secara tidak langsung menjadi sumber bagi pencemaran di sungai dan laut. Pada tanah tumbuhan yang hidup tak bisa dimakan, demikian pula halnya pada organisme di sungai dan di laut, begitu seterusnya. Biasanya bersumber dari : ◈ Aktivitas Rumah Tangga/Pribadi 1. Sampah Dapur 2. Tas Belanjaan 3. Limbah cucian 4. Sampah kosmetik 5. Pembalut ◈ Aktivitas di tempat kerja/sekolah 1. Kertas 2. Karbon 3. Pita Mesin Ketik 4. Wadah bekas tinta/printer/tip ex 5. Plastik d. Pencemaran Suara : Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya dengan faktor-faktor psikologis dan emosional, ada kasus-kasus di mana akibat-akibat serius seperti kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara pada tingkat tekanan suara atau karena lamanya telinga terpasang terhadap kebisingan tersebut. Sangat penting mengetahui tingkatan intensitas suara yang dapat menimbulkan pencemaran suara. Unit yang digunakan untuk menguku intensitas suara dalam lingkungan disebut decibel (dBA). Skala decibel dimulai dari 0 yaitu kurang lebih suara terhalus yang dapat didengar manusia. Skala ini meningkat secara logaritmik setiap 10 desibel. Contohnya suara mesin blender 90 desibel, mesin pabrik 100 desibel, konser rock dan subway 120 desibel, suara pesawat jet 150 desibel dan suara peluncuran roket 190 desibel. Standar yang dikeluarkan OHSA (Occupational Safety and Health Administration) mengindikasikan bahwa mendengarkan terus suara lebih dari 85 dBA dapat merusak sistem pendengaran. Jika frekwensi suara 95 dBA didengarkan terus selama lebih dari 4 jam maka akan mengakibatkan pendengaran hilang. Pada frekwensi 115 dbA yang didengarkan hanya 15 menit setiap hari dapat pula menghilangkan pendengaran. Demikian pula orang yang mendengarkan musik setiap hari, walaupun hanya beberapa jam lambat laun sisem pendengaran akan berkurang. Pada komunitas kita, setiap saat kita dibombardir oleh suara. Suara mobil, kemacetan lalu lintas, mesin, alarm, suara kendaran dan pesawat dan lain-lain. Bahkan pada suasana rekreasi seperti mendengarkan konser musik dan mendengarkan stereo dari radio dan tape. Tidak hanya itu transportasi umum juga selain menghasilkan pencemaran udara juga menghasilkan pencemaran suara dari suara mesin sampai suara tape stereo di dalam mobil yang sering terdengar keras. Dan ironisnya sopir tidak menghiraukan pencemaran yang ditimbulkannya bagi penumpang dan orang sekitarnya Berbagai penelitian menunjukan bahwa kebisingan menjadi penyebab utama kehilangan pendengaran 28 juta orang di Amerika Serikat. Karena kehilangan pendengaran berdampak pada komunikasi maka hal ini menimbulkan efek bergelombang. Dengan dampak negative pada keberadaan emosional dan sosial seseorang. Kebisingan akan menghilangkan pendengaran secara permanent. Bahkan pada hewan, kebisingan dapat mempengaruhi tingkah lakunya dan pada akhirnya berdampak pada ekosistem. Penelitian lanjut yang berhubungan juga mengindikasikan bahwa kebisingan mempengaruhi perkembangan kognitif, tingkah laku sosial dan juga pembelajaran. Dan ini mempengaruhi perubahan fisiologi waktu tidur, darah tinggi dan pencernaan. Seperti kita ketahui, stress terjadi juga akibat dari kebisingan. Bahkan kebisingan kurang dari 85 dBA selama 8 jam perhari yang menjadi standar kebisingan dapat membuat kita marah dan naik darah. Sebagai suatu isu lingkungan bagi kesehatan manusia, kebisingan di berbagai tempat tidak diberi prioritas status oleh pemerintah namun teramat penting. Kebisingan sebenarnya dapat dicegah dan dikurangi, dengan mengenal sumber-sumber kebisingan di dalam lingkungan dan memproteksi diri kita dari dampak sumber ini. Sumber-sumber kebisingan sebenarnya dapat dikontrol manusia relatif mudah dan hal ini tergantung pada penguasaan dan perkembangan teknologi yang telah ada. Ternyata tidak ada cara yang benar-benar dipakai untuk tidak merusak lingkungan. Pencemaran telah merambah dalam semua aspek kehidupan manusia lewat udara, tanah, air bahkan suara. Segala aktifitas manusia berdampak pada kerusakan lingkungan dan manusia akhirnya menuai akibat tersebut. F. PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP Pengendalian pencemaran adalah upaya dalam mencapai produksi bersih. Dalam konsep ini limbah didefinisikan sebagai sumber daya yang tidak pada tempatnya. Upaya/kegiatan pencegahan dan atau pemulihan terhadap pencemaran dan atau penanggulangan dan atau pemulihan terhadap pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup, meliputi perencanaan, penataan, pemanfaatan, pengembanagn, pemeliharaan, pemulihan, monitoring, evaluasi, dan pengawasan serta penataan. # Skema Penanganan Limbah Di Kawasan Industri Sistem Terpusat. 1. Daerah Pemukiman 2. Daerah Instalasi Industri Bak Jaringan Rlool Pengelolaan Badan Air 3. Daerah Kontrol Kota Limbah Cair Penerima Perdagangan 4. Daerah Perkantoran Pencemaaran Air # Pengendalian Lingkungan Hidup dapat dilakukan dengan kita lebih peduli terhadap Lingkungan Hidup sekitar kita masing-masing. Dengan cara sebagai berikut: 1. Mulailah dari diri sendiri - Peduli hidup dan masa depan lingkungan - Selalu menambahkan dan mencari tahu pengetahuan tantang perubahan iklim dan cara pencegahannya. - Sebarkan dan tularkan kepada orang dimana dan kapan saja 2. Hemat energi listrik - Segera padamkan lampu bila sudah tidak dipakai - Gunakan lampu yang hemat energi - Gunakan pangkal listrik yang memiliki tombol On dan Off - Matikan alat elektronik kita walau dalam kondisi “ Stand By” - Buat penerangan alami di rumah 3. Habis manis, sepah di daur ulang - Pilih sampah organic dan non organic - Jangan bakar sampah - Galakan “garage sale” jika bosan dengan barang-barang lama 4. Hemat BBM dan bijak gunakan moda transportasi - Jangan ngebut di jalan raya - Gunakan Transport ramah lingkungan, emeisi rendah dan hemat BBM - Berangkat dengan keluarga/teman dalam jalur searah 5. Hemat air - Mandi sesuai kebutuhan - Saat gosok gigi atau sedang menggosok badan dengan sabun, matikan air terlebih dahulu. - Siram tanaman pada waktu malam hari sehingga air tidak menguap banyak. - Buat sumur resapan di rumah untuk menampung air hujan, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga. 6. Hindari plastik. - Plastik terbuat dari Polyethylene yang sulit terurai. - Saat berbalanja, bawa dan gunakanlah tas atau keranjang belanja sendiri yang terbuat dari bahan ramah lingkungan, misalnya eceng gondok atau serat tebu. - Jika ada mintalah bungkus atau kantong yang terbuat dari bahan kertas kepada toko tempat berbelanja - Minimalkan penggunaan barang-barang dari plastik. 7. Daur ulang # Bahan-bahan yang bisa didaur ulang : - kardus - koran,majalah, buku telepon, kertas-kertas bekas pekerjaan kantor dan sekolah, brosur-brosur iklan. - Karton bekas susu dan jus - Botol kaca dan toples - Wadah plastik dengan kode PETE (1), HDPE (2) dan V (3). Kode lain dianggap kurang berkualitas dan harus ditaruh di tempat sampah biasa. - Kaleng aerosol, aluminium foil yang bersih. # Tips Untuk Sampah Daur Ulang - bersihkan toples dan kaleng dari sisa makanan yang menempel - penyokkan botol plastik dan kaleng untuk menghemat tempat - gunting boks kardus yang besar sehingga dapat keluar dari tempat sampah dengan mudah - pisahkan tutup botol plastik dan tutup botol kaca, keduanya harus masuk ke tempat sampah biasa # Bahan yang tidak bisa didaur ulang: - kantong plastic, jangan membungkus sampah daur ulang dengan kantong plastik - pecahan kaca jendela, gelas, atau peralatan makan lainnya - kardus mengandung lapisan lilin - kardus atau karton bekas pizza atau makanan lainnya yang menempel - polystyrene (wadah foam putih). - wadah bekas minyak untuk mesin atau bahan kimia - sampah hijau (dari pohon) - wadah plastik yang tidak bisa didaur ulang seperti wadah es krim, margarin dan pot tanaman. 8. Kembali ke alam 9. Ayo tanam pohon dan berkebun Hutan merupakan potensi yang sangat besar untuk mendukung pembangunan; dan di lain pihak, hutan mempunyai fungsi yang sangat vital bagi kehidupan kita. Dengan memanfaatkan hasil hutan, tidak sedikit lapangan kerja yang dapat kita buka dan tidak sedikit pula devisa yang dapat kita hasilkan. Perlindungan hutan dan pelestariannya diarahkan untuk memberikan perlindungan terhadap proses ekologi yang dapat menunjang dan memelihara sistem penyangga kehidupan umat manusia.Hal itu merupakan tanggung jawab bersama dalam menjaga keberadaan dn menjamin pemanfaatan dan kelestarian plasma nutfah keanekaragaman sumber daya alam beserta ekosistemnya, dari kemungkinan terjadinya penurunan kuantitas maupun kualitasnya dan dalam pengendalian semua bentuk gangguan,ancaman, hambatan , dan tantangan terhadap kelestarian sumber daya hutan. Akibat rusaknya hutan: - akan mengakibatkan bertambah luasnya tanah gundul, tandus dan tidak produktip. - tidak akan mampu lagi menjalankan berbagai fungsi yang sangat vital bagi kehidupan kita tadi - mengakibatkan cepatnya kedangkalan sungai sehingga menimbulkan ancaman banjir di musim hujan dan ancaman kekeringan di musim kemarau. Upaya pemeliharaan, pengamanan, perlindungan, dan pengawetansumber daya alam, baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan, dilakukan antara lain melalui pembinaan hutan lindung dan suaka alam, pembangunan hutan wisata, taman hutan raya dan taman nasional, rehabilitasi flora dan fauna, pemantauan dmpak lingkungan, pembinaan cinta alam, serta kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan. Upaya pelestarian hutan: 1. Upaya Pengamanan hutan 2. Reboisasi Hutan Contohnya; Penanaman hutan kembali dengan tanaman Mindi di Perhutani KPH Purwodadi tahun 2007 menjadi seluas 1.930,7 ha. Merupakan salah satu sumber daya alam yang harus dikelola secara lestari untuk mendapatkan manfaat yang optimal. Dampak yang luar biasa terhadap kerusakan hutan akibat penjarahan menyisakan derita 3. Produksi Tanaman pangan dalam Kawasan Hutan Manfaat langsung lainnya yang dihasilkan dari kawasan hutan adalah produksi tanaman pangan yang terdiri dari jagung, padi, ketela pohon, kacang-kacangan dll, yang ditanam dengan pola tumpangsari. Produksi tanaman pangan ini dipengaruhi oleh keluasan hutan yang direboisasi setiap tahunnya. Kontribusi Perhutani kepada Kab. Grobogan yang notabene adalah lumbung pangannya Propinsi Jawa Tengah berupa Hasil panen Padi, Jagung, Kacang, Ketela pohon, Kedelai dll nilainya cukup tinggi. Tahun 2003 kontribusi yang diberikan sebesar Rp. 133,5 milyar, Th. 2004 sebesar Rp. 109,09 milayar dan Tahun 2005 sebesar Rp. 99,5 milyar. Tahun 2006 kontribusinya mencapai senilai Rp. 213,3 milyar. 5. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) Guna mendukung implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)dalam pemberdayaan masyarakat desa hutan, Perhutani KPH Purwodadi secara simultan telah melaksanakan program kerja yaitu pemberian bantuan modal Pemberdayaan Usaha Kecil dan Koperasi secara langsung dengan maksud memacu perputaran roda perekonomian di desa hutan agar pendapatan mereka meningkat dan terjadi perguliran modal. 10. Makan makanan yang sehat - Konsumsi makanan sehat dengan memperbanyak asupan makanan yang berasal dari nabati. Sehingga manusia mendapatkan tujuh kali lipat nutrisi daripada bahan nabati diberikan sebagai pakan ternak yang dikonsumsi dagingnya. - Kurangi konsumsi makanan kemasan, selain mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh, tetapi juga bungkus atau kemasan yang digunakan dapat menjadi sumber sampah yang tidak ramah lingkungan. - Mengembangkan bioteknologi yang sangat diharapkan membantu menemukan bibit unggul tahan hama dan kekeringan yang pada lahan yang sama dapat menghasilkan pangan lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif penghematan air dan lahan. Namun berbagai manipulasi transgenik membuat ketakutan tersendiri akan munculnya spesies baru yang justru dalam jangka panjang tidak ramah lingkungan. 11. Berlibur dengan berpiknik. 12. Gunakan produk lokal ramah lingkungan. 13. Jadilah pejuang lingkungan. # Tujuannya : - untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam, - mencegah terjadinya prncemaran lingkungan - mengurangi terbentuknya limbah mulai dari sumbernya sehingga dapat memperkecil resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan. # Manfaat Produksi Bersih - Penggunaan sumberdaya alam lebih efisien. - Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar. - Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media ke media lainnya. - Terhindar dari biaya pemulihan lingkungan. - Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional. - Mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. - Mendorong dikembangkannya teknologi pengurangan limbah pada sumbernya dan produk akrab lingkungan. Label: Kuliah Lingkungan, Pencemaran Lingkungan By Akhriwal Yulandra

Rabu, 07 September 2011

INSTALASI BIOGAS

Spesifikasi : -BAK INLET : FRP 500 liter lengkap dengan penyaring dan pipa outlet PVC 3 -DIGESTER : FRP 3600 liter lengkap dengan instalasi pipa dan selang -RESERVOIR GAS : PE 2000 liter lengkap dengan regulator/pengaman -KOMPOR BIOGAS : single burner -BAK PELIMPAH : FRP 500 liter lengkap dengan perpipaan -GENSET BIOGAS : Daya 700 Watt penggunaan 5 jam/hari (Engine Type : Single Cylinder, 4-stroke, OHV, Forced air cooled) lengkap dengan pipa saluran gas Keuntungan : -Untuk memasak -Untuk pembangkit listrik -Untuk penghasil pupuk cair Juga melayani : -Instalasi Biogas dari Plastik PE -Instalasi Biogas paket besar Kontak : CV. TAQINDO KARYA Total Solution for Environmental Engineering Jl. Sarono Jiwo I No. 33 Surabaya 031-71162909 www.taqindo.com Joko Nugroho Email : jokongh@gmail.com 081357404469

DIGESTER (REAKTOR) BIOGAS

Energi Listrik dari Biogas Dalam Era yang penuh krisis energi terutama yang terkait masalah krisis energi Listrik dimana akibat dampak krisis tsb sangat dirasakan memberatkan bagi sebagian golongan masyarakat terutama yang berada di daerah daerah yang sangat minim akan pasokan listrik tersebut ,akibatnya sangat berdampak sekali terhadap pertumbuhan dan kehidupan ekonomi masyarakat di daerah daerah tsb. Untuk mengatasi hal tersebut kini telah lakukan berbagai cara untuk dapat mengatasi krisis energi listrik tersebut salah satunya caranya adalah dengan mencari Energi Alternatif yg ramah Lingkungan. Dari hasil kajian & penelitian diciptakan sebuah REAKTOR yang dapat mengubah kotoran ternak tsb menjadi sebuah energi yg bermanfaat. Selain gas metan yg dihasilkan untuk keperluan KOMPOR dan Limbahnya menjadi PUPUK yg siap pakai juga dapat dipergunakan menjadi sebuah energi listrik yang lebih dikenal dengan nama BIOELEKTRIK Pemanfaatan Bioelektrik dalam skala kecil telah diujicobakan di beberapa daerah, seperti Papua, Jambi, Kalimantan,Sumatera,Sulawesi dan Bali terutama di daerah yang masih belum terjangkau jaringan listrik dan memiliki potensi biogas (kawasan peternakan) Tujuannya, agar warga yang masih belum terjangkau listrik memiliki alternatif, sekaligus mendapatkan energi ramah lingkungan. Genset dimodifikasi agar dapat menggunakan bahan bakar biogas dengan dan dapat menghasilkan listrik dari 1000 Watt hingga 5000 Watt ( Untuk yg skala kecil ).yg dapat dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Biogas yang digunakan berasal dari kotoran sapi peternakan warga. Setiap ekor sapi bisa menghasilkan sekitar 2 m3 biogas per hari. Kotoran sapi dari kandang langsung dialirkan ke penampung kotoran dan dicampurkan dengan air dengan komposisi 1:2. Selanjutnya, bahan baku biogas itu dimasukkan ke dalam digester atau reaktor fiber. Selain menghasilkan gas, hasil sampingannya adalah pupuk KOMPOS yang dapat diperjual belikan ataupun dimanfaatkan bagi pertanian dan perkebunan. Biogas yang dihasilkan dialirkan melalui pipa plastik ke plastik penampung gas, dimurnikan, dan hanya CH4 atau gas metan yang masuk ke dalam tabung gas. Kemudian, tabung gas tersebut dihubungkan dengan genset untuk menghasilkan listrik atau bisa juga dipergunakan langsung untuk keperluan kompor gas. Jika ANDA tertarik, untuk pengadaan REAKTOR BIOGAS tsb,bisa langsung menghubungi kami (022 ) 7214415 - HP 08122228883 atau EMAIL : ridha@ristinet.com - ridharasid@yahoo.co.id . PIC : Bp.RIDHA

MENGOLAH SAMPAH DAPUR & SAMPAH HALAMAN MENJADI KOMPOS

Sabtu, 03 September 2011 11:38 Sampah di perumahan, dapat dikelompokkan menjadi sampah rumah tangga dan sampah yang terserak di jalan-jalan. Daun-daun yang luruh dari pohon pelindung, jika setiap hari tidak disapu tentu mengotori jalan. Langkah pertama sebelum mengolah sampah adalah memilah sampah organik (sisa makanan, sayuran, kulit buah-buahan, daun dll.) dan anorganik (seperti kertas, plastik, kaca, logam dll.). Mengubah sampah organik menjadi kompos, adalah salah satu cara mengatasi masalah sampah di perumahan. BAGAIMANA KOMPOS TERJADI Sampah organik secara alami akan mengalami peruraian oleh ratusan jenis mikroba (bakteri, jamur, ragi) dan berbagai jenis binatang kecil yang hidup di tanah. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu yaitu suhu, kelembaban dan oksigen. Makin sesuai kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam waktu sekitar 6 minggu sudah matang. Apabila sampah ditimbun saja, akan terjadi pembusukan. PROSES PENGOMPOSAN Di tempat pengomposan, mula-mula sejumlah besar bakteri akan mengunyah serpihan sampah. Kemudian jamur dan protozoa (jazad renik bersel satu) akan menyerbu, terlihat adanya lapisan putih di permukaan kompos. Ini adalah jamur dan ragi. Selanjutnya kompos dapat dijadikan tempat berkembangnya serangga dan cacing karena banyak sumber makanannya. Mikroba Bahan organik + Oksigen ------------> Kompos + Gas CO2 + Air (H2O) + Panas Pada pembuatan kompos satu adonan sekaligus, minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja sehingga suhu dapat mencapai 60-70ºC. (Pada suhu sekitar 65ºC selama 3-4 hari, bakteri patogen seperti tifus akan mati. Begitu pula biji gulma yang terbawa dalam potongan rumput). Minggu ke-3 dan ke-4 suhu mulai menurun menjadi sekitar 40-50ºC. Minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal seperti suhu tanah yaitu 30-32ºC, kompos sudah matang. Bahan baku kompos Bahan yang kaya karbon (C) menjadi sumber energi makanan untuk mikroba. Tanda bahan ini adalah kering, kasar atau berserat, berwarna coklat (sampah coklat). Sedangkan nitrogen (N) diperlukan untuk tumbuh dan berkembang biak, umumnya berwarna hijau, mengandung air (sampah hijau). Sampah coklat (Karbon tinggi) Daun kering Rumput kering Serbuk gergaji serutan kayu Sekam padi Kertas Kulit jagung Jerami Tangkai sayuran Sampah hijau (Nitrogen tinggi) Sayuran Buah-buahan Potongan rumput segar Daun segar Sampah dapur Bubuk teh dan kopi Kulit telur Pupuk kandang (mis. ayam, itik, sapi, kambing) Perbandingan C dan N Perbandingan sampah coklat dan sampah hijau dapat bervariasi tergantung bahan yang tersedia. Perbandingan yang tepat, mempengaruhi kecepatan pengomposan. Dapat digunakan perbandingan sampah coklat 1 bagian, sampah hijau 2 bagian atau lebih. Jika terlalu banyak bahan hijau, akan keluar banyak air, becek dan berbau. terlalu banyak bahan coklat, pengomposan memakan waktu lama atau terhenti. Bahan yang sebaiknya tidak dibuat kompos Sampah dapur berupa daging, ikan, kulit udang, tulang, susu, keju, lemak atau minyak, karena akan bau dan mengundang serangga seperti lalat dan pada proses pengomposan timbul belatung. Sampah ini juga mengundang anjing dan kucing untuk mengaisnya. Kotoran anjing dan kucing, kemungkinan membawa penyakit. Tanaman yang berhama atau gulma, karena hama atau bijinya masih terkandung dalam kompos. Kelembaban Air sangat diperlukan bagi kehidupan mikroba yang bekerja dalam proses pengomposan. Terlalu banyak air akan mematikan mikroba aerob, sehingga yang bekerja adalah mikroba anaerob, terjadi proses pembusukan. Maka tempat pengomposan sebaiknya tidak langsung terkena air hujan. Terlalu kering akan menimbulkan dehidrasi bagi mikroba, pengomposan berjalan sangat lambat. Kelembapan yang optimal adalah sekitar 60%, yaitu bahan kompos terasa basah seperti busa spon yang habis diperas tetapi airnya tidak sampai menetes. Jika tumpukan kompos terlihat kering karena aimya menguap, periu diperciki air lagi. Oksigen Mikroba pembuat kompos perlu udara segar (oksigen) untuk tumbuh dan berkembang biak (mikroba aerob). Jika udara habis, mikroba anaerob akan mengambil alih. Mereka menguraikan secara lebih lambat, menghasilkan gas metan yang beracun dan gas H2S yang berbau seperti telur busuk. Keluar air lindi yang berwarna hitam dan berbau busuk. Pada lapisan sampah yang baru, masih terkandung cukup oksigen. Tetapi kalau mikroba sudah mulai tumbuh, dan kompos sudah mulai terbentuk, mikroba ini memerlukan banyak oksigen sehingga perlu sering diaduk atau dibalik untuk memasukkan udara segar. CARA PENGOMPOSAN SAMPAH DAPUR Wadah Pengomposan Drum plastik, bagian dasarnya dilubangi 5 buah. Diletakkan di atas bata agar aliran udara bisa masuk. Diberi tutup dari bantalan sabut/sekam (dari jaring plastik) untuk menjaga kelembaban dan suhu pengomposan. Gentong/tempayan dari tanah liat ukuran 50-100L. Bagian dasarnya dilubangi 5 buah. Diberi tutup bantalan sabut/sekam. Keranjang Takakura: Keranjang tempat cucian (laundry basket), bagian dasarnya dilubangi 6 buah, diberi alas bantalan sabut/sekam. Di dalamnya diberi lapisan kardus. Keuntungan tempat atau wadah pengomposan yang berukuran 200 L atau lebih adalah dapat menyimpan panas sehingga suhu pengomposan dapat mencapai optimal. Jika wadah pengomposan kurang dari 50L, suhu hanya mencapai sekitar 40ºC sehingga hasil kompos masih mengandung biji gulma atau biji buah-buahan yang dapat tumbuh jika kompos digunakan. Wadah pengomposan tidak diletakkan di tempat terbuka, kena air hujan atau sinar matahari langsung. Pelaksanaan pengomposan a. Pemilahan sampah • Sampah organik yang berupa sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran dicacah 2x2 cm. • Sisa sayur yang mengandung santan dibilas dulu, ditiriskan. Tulang, daging, lemak, minyak, disisihkan karena mengganggu proses pengomposan. b. Pencampuran • Wadah pengomposan diisi dulu dengan kompos lama 1/3 wadah. • Masukkan sampah dapur setiap hari, diaduk sampai tertutup kompos. • Jika terlalu basah ditambah sampah coklat misalnya serbuk kayu gergajian atau sekam. • Proses pengomposan berjalan jika timbul panas. • Setelah wadah penuh, 1/3 bagian bawah bisa digunakan sebagai kompos. 2/3 Bagian atas dilanjutkan prosesnya. CARA PENGOMPOSAN SAMPAH HALAMAN Wadah pengomposan • Dapat dibuat di atas tanah, memakai batu bata atau paving block, papan atau bambu. Dipasang berseling-seling agar aliran udara bisa masuk. Ukurannya kira-kira 80x80cm, tinggi 1 meter atau lebih tergantung jumlah bahan. • Adonan kompos ditimbun di dalamnya, dan ditutup dengan kain terpal, karung goni atau sabut kelapa yang dimasukkan dalam kantung dari jaring plastik. Proses Pengomposan : a. Pemilahan Sampah • Sampah organik (daun, rumput) dipilah dari sampah anorganik (misalnya sampah plastik). • Jika daun-daun terlalu lebar, dicacah sehingga menjadi potongan kecil (sekitar 3x3 cm) untuk memudahkan mikroba memakannya. Makin kecil ukuran sampah, makin cepat menjadi kompos. b. Pencampuran Campur 1 bagian sampah coklat dengan 2 bagian atau lebih sampah hijau. Tambahkan 1 bagian kompos matang, campur. Jika sampah hijau kurang, dapat ditambah kotoran ternak (ayam, sapi atau kambing). Disiram air sampai lembap. Masukkan ke dalam wadah pengomposan. Proses pengomposan berjalan, jika hari kedua adonan kompos menjadi panas. c. Pembalikan • Untuk mengendalikan ketersediaan udara segar (oksigen) dan suhu dilakukan pembalikan setiap 7 hari sekali. • Jika adonan kompos kering perlu diperciki air. d. Pematangan • Setelah proses pengomposan berjalan 4 minggu, suhu menurun mendekati suhu tanah. Pembalikan tetap dilakukan selama 2 minggu. • Tanda-tanda kompos yang sudah matang a.l.: - Tidak terlihat bahan aslinya (daun), tetapi menjadi butiran seperti tanah. - Tidak berbau sampah atau busuk, tetapi berbau tanah. - Wama kehitaman atau coklat kehitaman. - Suhu sama dengan suhu tanah. e. Pengayakan • Kompos yang sudah matang diayak untuk memisahkan dari bahan-bahan yang kasar misalnya ranting, potongan daun, biji-bijian atau kulit buah yang belum menjadi kompos karena terlalu besar atau keras. • Kompos kasar yang tertinggal di ayakan dapat digunakan sebagai aktivator karena mengandung mikroba pengurai sampah, dapat dicampurkan ke dalam tempat pengomposan yang baru. f. Pengemasan • Kompos yang siap pakai dimasukkan ke dalam kantung ptastik kedap air agar kelembaban terjaga. • Kompos yang terialu basah perlu diangin-anginkan teriebih dahulu di tempat teduh. Pemeriksaan mutu kompos Kompos yang baik : Tidak berbau busuk, tetapi berbau tanah. Warna kehitaman atau coklat kehitaman, berbentuk butiran seperti tanah. Suhu sama dengan suhu tanah. Jika dimasukkan ke dalam air seluruhnya tenggelam, warna air bening. Jika sebagian besar mengambang, berarti ada bahan yang tidak menjadi kompos (dari pembusukan atau pembakaran sampah). Jika airnya keruh, berarti mengandung air lindi dari pembusukan sampah. Jika digunakan untuk pupuk tidak tumbuh tanaman yang tidak dikehendaki (gulma), tanaman lebih subur. Mempercepat pengomposan Memperkecil ukuran bahan. Sampah dicacah dengan golok atau mesin pencacah. Menambahkan aktivator, yaitu campuran mikroba yang dapat dibeli di toko pertanian yaitu bioaktivator atau effective microorganism (EM), dengan berbagai merk. Mikroba ini sifatnya baik karena membantu kita membunuh bakteri patogen. Sumber: Kebun Karinda Djamaludin Suryohadikusumo & Sri Murniati Djamaludin Bumi Karang Indah Blok C-2 / 28, Lebak Bulus, Jakarta 12440 Telp. 021-75909167; Fax. 021-75909168 E-mail : djamaludinsuryo@yahoo.com

Selasa, 06 September 2011

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN USU

NURZAINAH GINTING NIP: 010228333 PENDAHULUAN Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang memberi manfaat banyak. Pada satu sisi, pengolahan limbah akan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Disisi lain, pengolahan limbah memberikan keuntungan finansial karena pengolahannya menghasilkan produk yang mempunyai daya jual. Limbah ternak merupakan sisa buangan dari kegiatan usaha pemeliharaan ternak, rumah pemotongan ternak, serta pengolahan produk ternak. Limbah terdiri dari bagian padat dan cair antara lain : feses, urin, sisa makanan, lemak, darah, kuku, bulu, tanduk, tulang, isi rumen, embrio, kulit telur. Dewasa ini, dengan meningkatnya populasi manusia, meningkatnya tingkat ekonomi serta kesadaran akan manfaat komoditi peternakan terhadap kesehatan maka skala usaha peternakan juga meningkat. Akibatnya limbah yang dihasilkan juga meningkat sehingga apabila tidak diambil tindakan untuk mengolah limbah, maka masalah yang dapat ditimbulkannya semakin besar. Berbagai jenis pengolahan limbah ternak antara lain dapat disebutkan bulu, wool, kulit, tulang, dan tanduk dapat dibuat barang kerajinan yang dapat menambah penghasilan para peternak. Bulu, tulang dan kerabang telur yang telah dikeringkan dan digiling menjadi tepung bisa digunakan sebagai sumber protein dan mineral pelengkap untuk ternak. Feses, urin, dan sisa pakan bisa diolah menjadi energi biogas, pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Buku penuntun praktikum ini dibuat dengan fokus kepada pengolahan limbah ternak untuk menjadi kompos dan biogas mengingat kedua produk ini mempunyai daya jual yang signifikan serta banyak dibutuhkan. PENGOLAHAN ENERGI BIOGAS LATAR BELAKANG Energi biogas mengandung nilai kalori lebih dari bahan bakar lainnya, artinya akan lebih banyak panas yang dihasilkan untuk memasak dan lebih cepat proses memasak tersebut. Dalam pemakaian biogas, bau kotoran ternak akan berkurang karena proses penguraian bahan organik yang berlangsung. Selain itu pencemaran karena asap seperti pada proses memasak dengan kayu sedikit saja terjadi. Tabel 1. Nilai kalori biogas Bahan Bakar Nilai Kalori (KJ/Kg) Bio Gas 15.000 Kayu 2.400 Arang 7.000 Minyak Tanah 8.000 Prinsip Pembuatan Biogas Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida. Gas yang terbentuk disebut gas rawa atau biogas. Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30 - 55?C. Pada suhu tersebut mikroorganisme dapat bekerja secara optimal merombak bahan-bahan organik. Model Digester Secara alami, kotoran ternak yang ditumpuk akan mengeluarkan gas metan. Gas tersebut akan menguap habis, sehingga perlu suatu design untuk memanfaatkannya. Berdasarkan cara pengisian, terdapat dua jenis digester (pengolah gas) yaitu batch fedding dan continuous fedding. Tahapan Pembangunan Instalasi 1. Menentukan lokasi 2. Membuat sumur digester 3. Memasang Konstruksi Bangunan 4. Membuat Kubah Penampung Gas 5. Memasang Pipa Instalasi Gas Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Biogas 1. Kondisi Anaerob 2. Bahan baku isian Bahan baku isian antara lain feses, urin, sisa makanan. Bahan isian harus mengandung bahan kering sekitar 7-9 %. Keadaan ini dapat dicapai dengan melakukan pengenceran menggunakan air yang perbandingannya 1 : 1-2. 3. Imbangan C/N Imbangan Carbon dan Nitrogen dalam bahan baku sangat menentukan kehidupan mikroorganisma. Imbangan C/N yang optimum adalah 25 -30. Feses dan urin sapi perah mempunyai kandungan C/N 18, karena itu perlu ditambah dengan limbah pertanian yang mempunyai imbangan C/N yang tinggi ( lebih dari 30 ). 4. Derajat Keasaman ( pH ) PH sangat mempengaruhi kehidupan mikroorganisma, pH optimum adalah 6,8-7,8. Pada tahap awal fermentasi akan terbentuk asam sehingga pH turun. Oleh sebab itu perlu ditambah larutan kapur ( CaOH2 ) atau kapur ( CaCO3 ). 5. Temperatur Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan temperatur yang mendadak didalam reaktor. Upaya praktis untuk menstabilkan temperatur adalah dengan menempatkan reaktor didalam tanah. 6. Starter Starter diperlukan untuk mempercepat proses perombakan bahan organik menjadi biogas bisa digunakan lumpur aktif organik atau cairan isi rumen. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah pemanfaatan limbah peternakan menjadi energi gas MATERI DAN METODA A. Materi 1. Digester 2. Ember 3. Kayu Pengaduk 4. Gayung 5. Corong 6. pH meter 7. Termometer B. Bahan 1. Feses 2. Air 3. Kertas 4. Sisa Pakan/Sisa Pertanian Metode 1. Persiapan alat dan bahan 2. Bahan dicacah sampai berukuran kecil, kemudian diadakan pencampuran agar dicapai C/N 25 3. Campuran dimasukkan ke ember dan ditambah air dengan perbandingan 1:1 atau 1:2 4. Aduk merata kemudian dimasukkan ke digester PARAMETER YANG DIAMATI 1. Suhu 2. PH 3. Bila gas mulai menyala 4. Produksi gas Pengukuran parameter C/N ratio dilakukan di awal praktikum. pH, temperatur diukur setiap hari. PENGOLAHAN KOMPOS LATAR BELAKANG Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa kotoran ternak/feses, sisa pertanian, sisa makanan ternak dan sebagainya. Proses pelapukan dipercepat dengan merangsang perkembangan bakteri untuk menghancurkanmenguraikan bahan-bahan yang dikomposkan. Penguraian bahan dibantu dengan suhu 60? C. Proses penguraian mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi senyawa organik larut yang berguna bagi tanaman. Kompos/Pupuk Organik menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah. Selain itu kompos juga memperbaiki struktur tanah sehingga dikatakan manfaat kompos adalah perbaikan tanah yang berkekalan. Manfaat kompos: 1. memperbaiki struktur tanah 2. menaikkan daya serap tanah terhadap air 3. menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah 4. sebagai sumber zat makanan bagi tanaman TUJUAN Memanfaatkan limbah peternakan dan pertanian menjadi pupuk kompos MATERI DAN METODA Materi Ember, bak plastik, sekop, alat pengukur suhu, pH, kotoran ternak, sisa pertanian, sisa makanan ternakndan tanah lapisan olah. Metoda 1. Persiapan 2. Pencampuran semua bahan sehingga mendekati C/N 30 3. Campuran dimasukkan ke bak plastik per lapis, setiap lapis ditaburi tanah 4. Campuran diaduk setiap minggu PENGAMATAN 1. Bobot Awal dan Bobot Akhir kompos 2. Perubahan fisik (tekstur, warna, bau) 3. Perubahan temperatur, pH PENGINGKATAN MUTU KOMPOS LATAR BELAKANG Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan organik yang bermanfaat memperbaiki kondisi tanah. Unsur lain bervariasi dengan kadar rendah seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium. Dikarenakan unsur lain yang rendah, maka bila hendak dikomersilkan, maka pada kompos buatan perlu ditambahkan zat kimia seperti unsur N, P, K sehingga kadar NPK- nya lebih tinggi. TUJUAN Tujuan kegiatan ini adalah memperkaya pupuk kompos buatan dengan bahan kaya NPK dan makro mineral lain dengan harga murah MATERI DAN METODA MATERI Sekop, ayakan, plastik packing, sealer, kompos buatan yang telah matang, zeolit, tepung tulang, Kapur, Tepung Bulu, Tepung Darah, Abu Dapur METODA 1. Persiapan 2. Kompos buatan digiling, diayak agar diperoleh butiran halus 13 3. Campurkan zeolit, tepung tulang, kapur, tepung bulu, tepung darah dan abu dapur masing-masing sebanyak 2% dan diaduk rata 4. Setelah adukan rata, kompos dikemas dalam plastik dan siap untuk dipasarkan. PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DENGAN MENGGUNAKAN INOKULAN MIKROORGANISME (GREEN POSNKO) LATAR BELAKANG Pengomposan alami memerlukan masa penguraian yang lama yaitu sekitar 2 bulan. Proses penguraian ini dapat dipercepat dengan menggunkan aktifator pengomposan yang saat ini dijuak di pasaran dengan berbagai jenis, seperti EM4, stardex, green posnko, dll. TUJUAN Untuk mempercepat proses penguraian kompos dan mengurangi bau MATERI DAN METODA Materi Ember plastik, sekop, alat pengukur suhu, timbangan, kotoran ternak, sisa makanan ternak, sisa pertanian, tanah pelapis, green ponsko, gula merah Metoda 1. Persiapan 2. Bahan diperkecil ukurannya 5-10 cm 3. Larutkan green ponsko sebelumnya semalaman, tambahkan gula merah 4. Bahan yang sudah diaduk diciprati selapis dengan green ponsko, tutup dengan selapis tanah dan seterusnya sampai bahan habis 5. Tutup dengan goni 3-4 hari 6. Suhu dijaga antara 10 - 50?C, pemeriksaan suhu 2 hari sekali . Bila suhu naik, tutup goni dibuka dan gundukan diolak alik, kemudian ditutup kembali 7. Apabila telah matang maka telah menjadi pupuk organik PENGAMATAN 1. Diamati perubahan fisik dari bahan kompos: tekstur, warna, bau 2. Diamati perubahan temperatur, pH PEMBUATAN PUPUK CAIR LATAR BELAKANG Pupuk cair mulai sering diaplikasikan dewasa ini terutama sejak berkembangnya tanaman hidroponik. Sebenarnya, selain untuk hidroponik, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan untuk tanaman cara bertani non hidroponik/biasa. Pupuk cair lebih mudah diformulasi dan diracik sesuai dengan kebutuhan tanaman. TUJUAN Pembuatan pupuk cair yang dipercepat MATERI DAN METODA Materi Jerigen, alat pengaduk, alat pengukur suhu, alat pengukur pH, gelas ukur, timbangan, kotoran ternak, GreenPonsko, Dedak, Gula merah, urine ternak, kemasan botol, air. Metoda 1. Persiapan 2. Pencampuran kotoran ternak dan air dengan merata 3. Penyaringan 4. Penambahan greenponsko, gula merah dan dedak 5. Penyaringan kembali 6. Pengukuran pH dan temperatur 7. Campuran bahan ini dimasukkan ke dalam jerigen dan dibiarkan selama 6 minggu 8. Bila sudah 6 minggu, dilakukan pengamatan terhadap warna, bau, temperatur dan pH. Bila keadaannya baik, maka campuran bida dikemas ke dalam botol untuk diaplikasikan ke tanaman. PENGAMATAN 1. Lakukan pengamatan setiap minggu terhadap warna, bau, temperatur dan pH.