GAMBIR (Pos Kota) – Pemprov DKI Jakarta mengajak Pemkot Tangerang dan Pemkot Tangsel bekerjasama mengolah sampah di tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Ciangir.
TPST di atas lahan 100 hektar tersebut merupakan salah satu alternatif pembuangan sampah terpadu yang berada di luar Kota Jakarta selain TPST Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Bharuna mengatakan, jika difugsikan, TPST itu dapat menampung sebanyak 3.000 ton sampah per hari. Sementara, sampah asal DKI Jakarta yang akan masuk ke TPST Ciangir diperkirakan hanya sebesar 1.000 ton per hari.
“Untuk itu, agar tidak mubazir, kami mengajak wilayah lain seperti Pemkot Tangerang dan Tangsel untuk bekerja sama memanfaatkan keberadaan TPST Ciangir dalam pengolahan sampah,” ujar Eko Bharuna.
Diungkapkan Eko, untuk Pemkot Tangerang, saat ini sudah menyepakati untuk bekerja sama. Sedangkan Pemkot Tangsel belum ada kesepakatan.
Eko menyebutkan, pembangunan TPST seperti di Bantargebang, investasi yang diperlukan Rp 700 miliar. Sementara biaya operasionalnya Rp200 ribu per ton. Namun, Pemprov DKI hanya mampu membiayai Rp 100 ribu per ton. Dengan besarnya biaya itu, Pemprov DKI erlu menggandeng wilayah lain. “Tangerang berkomitmen memasok 700 ton sampah per hari,” ungkapnya.
Nantinya TPST Ciangir, menampung sampah-sampah dari wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Tangerang. Saat ini volume sampah di DKI mencapai 6.595 ton sampah perhari. Angka ini meningkat dibanding tahun 2009 yang hanya mencapai 6.200 ton sampah.
Dari 6.595 ton sampah, sepertiganya merupakan sampah jenis plastik dan kertas. Kedua jenis sampah itu dikirim ke tempat pengolahan akhir sampah (TPAS) di Marunda dan Sunter, Jakarta Utara, serta Cakung-Cilincing di Jakarta Timur.
PST Bantargebang yang mempunyai luas sekitar 110 hektar, hanya mampu menampung 5.300 ton sampah per hari. “Untuk itu, kita perlu penambahan TPST agar semua sampah di DKI Jakarta dapat terangkut,” katanya.
Mengenai rencana pembangunan TPST Ciangir, ditambahkan Eko, saat ini belum dibangun apapun di atas lahan seluas 96 hektar yang berada di Kabupaten Tangerang tersebut. pihaknya, masih menunggu investor dari wilayah lain seperti, Kota Tangerang maupun Tangsel. “Kami inginnya segera dibangun, kami juga tidak ingin lahan itu terlalu lama terbengkalai,” tandasnya.(john/B)
Sistem mekanis pengomposan adalah pengolahan mekanis dalam tabung komposter dan dapat memperoleh kompos setiap hari dan tidak butuh lahan yang luas (100-150 m2). Mesin ini berkapasitas 2-3 ton/hari dapat mengolah sampah organik sebanyak 8-10 m3 perhari, kapasitas sedang dan kecil juga dapat dilayani dengan dibawah 1 ton/hari sampai 100 kg/hari. Kami tawarkan kerjasama [engelolaan atau dengan sistem beli putus bila tertarik, hub kami 081384588749 atau WA: 081218234570
Entri Populer
-
Di dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, dikenal istila...
-
Sabtu, 03 September 2011 11:38 Sampah di perumahan, dapat dikelompokkan menjadi sampah rumah tangga dan sampah yang terserak di jalan-jalan...
-
MOL Bonggol Pisang ( bisa bahan lain ) Bahan: bonggol pisang 5 kg, gula merah 1/2 kg sampai 1 kg, air beras 10 liter. Cara pembua...
-
JAKARTA. Meski pupuk organik disinyalir bisa meningkatkan kualitas produksi pertanian, namun hingga saat ini penggunaan pupuk organik di tin...
-
Banyak sudah para penggiat lingkungan selalu menyua...
-
Permasalahan Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) di Kota Surabaya dan sekitarnya A. Kota Surabaya 1. LPA Keputih Lokasi LPA Keputih dengan ...
-
Untuk menciptakan area pembuangan sampah, sebuah lingkaran tanggul sepanjang 7 km dibangun untuk menutup bagian timur Pulau Semakau dan Pu...
-
3.1. Limbah Organik Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari hewan dan tumbuhan, dan dapat terurai oleh bakteri menjadi bahan la...
-
Pada tiga tahun terakhir ini, di Indonesia telah berdiri sejumlah pabrik pupuk organik granul (POG). Kemunculan pabrik-pabrik POG ters...
-
JAKARTA (KOMPAS) - Ribuan ton limbah plastik menggunung di Tempat Pembuangan Akhir Kota Madiun, Jawa Timur. Di tangan Tri Handoko, limbah p...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar