Kebun Karinda 12 Desember 2010, pukul 9 pagi datang barisan sepeda motor dikendarai 40 karyawan “gardener” dari Mulia Group Property. Mereka bertugas memelihara taman baik indoor maupun outdoor di kawasan 12 bangunan perkantoran yaitu Wisma Mulia, Menara Mulia, Sentra Mulia, Atrium Mulia, Mulia Business Park, Gedung BRI II, Plasa 89, Plasa Kuningan, Wisma GKBI, Wisma Antara dan Taman Anggrek Mall serta Taman Anggrek kondominium dipimpin Ibu Rusiana, Koordinator Landscape Mulia Group.
Taman di lingkungan perkantoran sangat dibutuhkan sekali, karena gedung-gedung perkantoran kebanyakan berupa bangunan berkaca menjulang tinggi. Bangunan berkaca ini menimbulkan dampak pantulan panas apabila tidak diredam oleh taman-taman di sekitar perkantoran. Kawasan hijau akan memberikan kesejukan dan kesegaran karena oksigen yang dihasilkan dari pepohonan yang rindang, keindahan dari bunga-bungaan dan tanaman hias. Hamparan rerumputan di antara pepohonan dan taman juga memberikan kenyamanan bagi siapapun yang memandangnya.
Keindahannya masih ditunjang oleh landskap kolam dan air mancur serta tetumbuhan air. Sehingga membuat tenant/penyewa betah dan ingin selalu menikmatinya keindahannya. Untuk keindahan yang maksimal maka dibutuhkan perawatan yang intensif. Perawatan taman ini tentu memerlukan pemupukan yang tidak sedikit biayanya. Masalah lain adalah daun-daun yang luruh dan hasil dari pangkasan tanaman setiap hari cukup banyak, yang memerlukan penanganan khusus untuk membersihkan. Inilah yang mendorong pengelola gedung untuk mencari solusi, dengan mengolah sampah daun-daunan menjadi pupuk kompos. Setelah mendapat ilmu teori dan praktek di Kebun Karinda, mereka mempraktekkan secara bertahap.
Hasilnya sungguh menggembirakan.Terjadi pengurangan volume sampah di garbage house yang harus diangkut. Kompos yang dihasilkan dari proses yang benar, kualitasnya bagus. Tanah menjadi lebih gembur, tanaman hias yang dipupuk kompos tumbuh lebih subur, daunnya mengkilat segar tidak suram. Bunga-bunga rajin berkembang. Keunggulan kompos bikinan sendiri adalah bebas dari biji rumput liar. Sedangkan kompos yang dibeli di pasaran terkadang banyak dicampur serbuk gergaji dan pupuk kandang. Hasil kompos juga dipergunakan untuk tanaman pot indoor. Sehingga membuat penampilan tanaman segar, indah dalam ruangan-ruangan di lobby, koridor maupun dalam ruangan tenant.
Pada saat jam istirahat di bawah rerimbunan taman ini menjadi tempat banyak orang berteduh, berkumpul berinteraksi, tempat melepas penat dan stres sebelum kembali kerja. Hasil kompos yang tertinggi di Mulia Group yang didapat dari halaman Menara Mulia mencapai 50 karung/bulan, seharga Rp. 25.000/karung sehingga mengurangi biaya pemeliharaan taman. Berkat pengomposan dan banyaknya lubang biopori, pada lomba taman kategori kantor swasta yang diprakarsai oleh Suku Dinas Pertamanan DKI, Taman BRI II meraih 2 juara yaitu juara I tingkat wilayah Jakarta Pusat dan juara I tingkat Propinsi DKI, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup bulan Juni 2010.
Semoga upaya Mulia Group Property dalam menjaga kawasan perkantoran hijau menjadi inspirasi bagi pengelola gedung perkantoran yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar