Hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik oleh berbagai macam mikroba dengan kondisi lingkungan (temperatur, kelembaban, kadar air) oleh bakteri aerobik atau anaerobik
(Modifikasi dari J.H. Crawford)
Manfaat Kompos
· Aspek Ekonomi :
- Menghemat biaya karena lebih murah dari pupuk urea/kimia;
- Mengurangi volume/ukuran limbah dan memiliki nilai ekonomis;
- Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
- Menghemat biaya karena lebih murah dari pupuk urea/kimia;
- Mengurangi volume/ukuran limbah dan memiliki nilai ekonomis;
- Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
·
AAspek Lingkungan :
- Mengurangi polusi udara karena pembakaran atau penimbunan limbah organik;
- Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan di TPA;
- - Menekan perkembang biakan organisme penyebar kuman.
- Mengurangi polusi udara karena pembakaran atau penimbunan limbah organik;
- Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan di TPA;
- - Menekan perkembang biakan organisme penyebar kuman.
·
Kegunaan Bagi Tanah
Kegunaan Bagi Tanah
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Pengolahan kompos dengan cara konvensional:
- Windrows: Dengan cara membuat jalur dari tanah atau pasangan bambu bentuk segitiga;
- Biopori: Dengan cara menggali lubang di belakang rumah dan menimbun sampah organik sampai terbentuk kompos;
KONDISI MANAJEMEN SAMPAH DI PERKOTAAN INDONESIA
·
Sebagian besar sampah yang ada dari perkotaan, hampir 80% adalah sampah organik;
Sampah pasar hampir 90% adalah organik (sisa buah, sayuran, dll);
Pengolahan sampah organik kebanyakan dengan cara di timbun di TPA;
Hanya sebagian kecil yang diolah menjadi pupuk organik (kompos) dengan cara konvensional.
Sebagian besar sampah yang ada dari perkotaan, hampir 80% adalah sampah organik;
Sampah pasar hampir 90% adalah organik (sisa buah, sayuran, dll);
Pengolahan sampah organik kebanyakan dengan cara di timbun di TPA;
Hanya sebagian kecil yang diolah menjadi pupuk organik (kompos) dengan cara konvensional.
KOMPOS KONVENSIONAL
- Waktu yang relatif lama (1-1.5 bulan);
- Butuh lahan yang luas;
- Tidak dapat menghasilkan kompos setiap hari (sistem batch);
- Membutuhkan operator/TK cukup banyak;
- Lokasi sulit dikontrol dari bau dan perkembangan serangga penyebar kuman penyakit;
- Sampah makanan umumnya dihindari dan kebanyakan sisa potongan daunan.
INVESSEL COMPOSTER
· Bahan baku sampah organik yang akan diolah adalah sebanyak 8-10 m3 /hari
· Produksi kompos setiap hari 2-3Ton /hari
· Sampah makanan sekalipun dapat diolah menjadi kompos;
· Bahan baku relatif variatif, asal masuk kategori organik;
· Lebih bersih dan mudah dikontrol dan dikendalikan;
· Lebih bersih dan bau relatif tidak ada karena proses fermentasi dalam tabung mendatar.
· Tabung berbentuk silinder mendatar yang di dalamnya dilapisi dengan bahan anti karat;
· Terdiri dari batang pengaduk yang di lengkapi dengan cabang besi pengaduk dan pendorong bahan;
· Perputaran pengaduk tidak kontinyu untuk menjaga metabolisme bakteri aerob dan non aerob
Mesin Komposter terdiri dari:
- Mesin Pencacah (Grinding machine)
- Meja Pemilahan (sorting table);
- Alat pengumpan bahan (feeding);
- Tabung Proses (In Vessel);
- Pompa Vakum (exhaust pump);
- Injeksi Udara (Air Compressor);
- Discharge Auger (Pengeluaran Produk).