Banyak gelas (kaca) yang diselamatkan
melalui pendaur-ulangan dengan dibuat menjadi botol gelas baru.
Pendaur-ulangan kaca melibatkan limbah kaca yang pecah menjadi butiran
kecil yang dikenal sebagai cullet. Pabrik menciptakan botol
dari 70% cullet, mencampurnya dengan bahan mentah untuk mendapatkan
warna spesifik atau standar kualitas. Berdasarkan Glass Packaging Institute,
setiap 10% cullet dalam campuran tersebut mengurangi jumlah energi yang
diperlukan untuk membuat botol baru hingga 2 – 3%. Menggunakan energi
yang lebih sedikit juga membantu perlengkapan pabrik seperti tungku
perapian lebih tahan lama.
Pendaur-ulangan aluminium merupakan
proses yang sangat efisien (pabrik dapat melumerkan dan menggunakan
kembali aluminium dari botol aluminium yang digunakan berkali-kali
dengan kualitas yang agak sedikit berkurang). Menurut asosiasi
aluminium, menciptakan kaleng aluminium yang didaur ulang memerlukan
hanya 5% energi yang digunakan untuk membuat kaleng baru dari bijih
bauksit. EPA memperkirakan mendaur ulang satu ton aluminium menghemat
hampir 32 barel minyak, mengurangi karbon secara signifikan dalam proses
pabrikasi.
Program pendaur-ulangan plastik biasanya
paling banyak mengumpulkan plastik kode 1, polyethylene terepthalate
(PET). Biasanya digunakan sebagai botol minuman, PET didaur ulang
menjadi produk karpet dan jaket. Pendaur-ulangan PET menghabiskan 1/10
energi untuk membuat botol plastik baru dari bahan mentah. Bagaimanapun,
karena proses alterasi dalam struktur kimia selama proses
pendaur-ulangan, banyak plastik menjadi beragam tipe produk setelah
didaur ulang.
Proses daur ulang dapat menyimpan energi
lebih banyak, konsumsi sumber daya alam dan pengaruh lingkungan
merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Pendaur-ulangan
aluminium mengurangi kebutuhan bijih bauksit agar dapat memenuhi
permintaan, mengurangi kerusakan lingkungan disebabkan karena proses
pertambangan. Plastik mungkin tidak dapat didaur ulang berkali-kali
seperti aluminium, namun menemukan kegunaan plastik yang baru untuk
plastik yang direklamais mampu melestarikan minyak tanah (sumber daya
tak terbarukan). Produksi kaca menggunakan bahan mentah yang biasa
seperti pasir kuarsa, namun energi yang disimpan oleh pabrik dengan
mendaur ulang kaca mampu mengurangi emisi karbon.
Sumber: nationalgeographic.com
Sumber foto: matoa.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar