Sebagian orang masih berpikir pupuk hayati merupakan nama lain dari
pupuk organik. Tetapi, tahukah Anda, keduanya memiliki kandungan dan
fungsi yang berbeda. Berikut merupakan penjelasan mengenai perbedaan
kedua pupuk ini.
Pupuk organik merupakan nama kolektif
untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang mampu
dirombak menjadi unsur hara bagi tanaman. Pupuk organik telah melewati
proses rekayasa sehingga dapat berbentuk cair maupun padat.
Pupuk jenis ini mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, sisa panen (jerami,
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah
ternak, dan limbah kota.
Pupuk organik ditujukan pada kandungan C-organik atau bahan organik
daripada kadar haranya. Nilai C-organik merupakan pembeda pupuk organik
dengan pupuk anorganik.
Sedangkan istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk
semua kelompok fungsional mikroba tanah yang berfungsi sebagai penyedia
hara dalam tanah. Penyedia unsur hara dalam tanah berlangsung melalui
peningkatan akses tanaman terhadap hara, misalnya cendawan mikoriza
arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, dan perombakan oleh
fungi.
Penyediaan hara berlangsung melalui hubungan simbiotis atau
nonsimbiotis. Proses simbiotis berlangsung dengan kelompok tanaman
tertentu, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara
hasil pelarutan oleh kelompok organisme perombak.
Pupuk hayati tidak mengandung Nitrogen, Phospat, maupun Kalium. Pupuk
hayati mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme ini mampu menghasilkan
Nitrogen dalam tanah dan menguraikan P dan K yang terikat dengan
senyawa lain.
Kelompok mikroba simbiotis ini meliputi bakteri bintil akar dan cendawan mikoriza. Penambahan N2 secara simbiotis dengan tanaman kehutanan yang bukan legum oleh aktinomisetes genus Frankia.
Kedua pupuk tersebut memiliki keunggulan yang mampu meningkatkan
kesuburan tanah. Anda hanya perlu memastikan kebutuhan lahan. Jika lahan
kurang akan unsur C, lebih baik Anda menggunakan pupuk organik. Namun,
jika kurang unsur hara, gunakan pupuk hayati. Tetapi, Anda juga dapat
menggunakan keduanya untuk menyediakan kebutuhan C dan unsur hara
sekaligus.
Sumber: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan PertanianBadan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
dan migroplus-andalanparapetani.blogspot.com
Sumber foto: agrilands.net
Sistem mekanis pengomposan adalah pengolahan mekanis dalam tabung komposter dan dapat memperoleh kompos setiap hari dan tidak butuh lahan yang luas (100-150 m2). Mesin ini berkapasitas 2-3 ton/hari dapat mengolah sampah organik sebanyak 8-10 m3 perhari, kapasitas sedang dan kecil juga dapat dilayani dengan dibawah 1 ton/hari sampai 100 kg/hari. Kami tawarkan kerjasama [engelolaan atau dengan sistem beli putus bila tertarik, hub kami 081384588749 atau WA: 081218234570
Entri Populer
-
Feldspar dengan bahan kimia: Aluminium Silikat dengan rumus kimia kompleks (Na, K, Ca) AlSi3Og; SiO2 dengan kandungan 90-94% feldspar dan 6...
-
BEKASI (Pos Kota) – Warga Kota Bekasi, Jawa Barat siap-siap daerahnya menjadi lautan sampah selama setahun ke depan. Ini bakal terjadi apabi...
-
Di dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, dikenal istila...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar