Entri Populer

Selasa, 06 September 2011

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN USU

NURZAINAH GINTING NIP: 010228333 PENDAHULUAN Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang memberi manfaat banyak. Pada satu sisi, pengolahan limbah akan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Disisi lain, pengolahan limbah memberikan keuntungan finansial karena pengolahannya menghasilkan produk yang mempunyai daya jual. Limbah ternak merupakan sisa buangan dari kegiatan usaha pemeliharaan ternak, rumah pemotongan ternak, serta pengolahan produk ternak. Limbah terdiri dari bagian padat dan cair antara lain : feses, urin, sisa makanan, lemak, darah, kuku, bulu, tanduk, tulang, isi rumen, embrio, kulit telur. Dewasa ini, dengan meningkatnya populasi manusia, meningkatnya tingkat ekonomi serta kesadaran akan manfaat komoditi peternakan terhadap kesehatan maka skala usaha peternakan juga meningkat. Akibatnya limbah yang dihasilkan juga meningkat sehingga apabila tidak diambil tindakan untuk mengolah limbah, maka masalah yang dapat ditimbulkannya semakin besar. Berbagai jenis pengolahan limbah ternak antara lain dapat disebutkan bulu, wool, kulit, tulang, dan tanduk dapat dibuat barang kerajinan yang dapat menambah penghasilan para peternak. Bulu, tulang dan kerabang telur yang telah dikeringkan dan digiling menjadi tepung bisa digunakan sebagai sumber protein dan mineral pelengkap untuk ternak. Feses, urin, dan sisa pakan bisa diolah menjadi energi biogas, pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Buku penuntun praktikum ini dibuat dengan fokus kepada pengolahan limbah ternak untuk menjadi kompos dan biogas mengingat kedua produk ini mempunyai daya jual yang signifikan serta banyak dibutuhkan. PENGOLAHAN ENERGI BIOGAS LATAR BELAKANG Energi biogas mengandung nilai kalori lebih dari bahan bakar lainnya, artinya akan lebih banyak panas yang dihasilkan untuk memasak dan lebih cepat proses memasak tersebut. Dalam pemakaian biogas, bau kotoran ternak akan berkurang karena proses penguraian bahan organik yang berlangsung. Selain itu pencemaran karena asap seperti pada proses memasak dengan kayu sedikit saja terjadi. Tabel 1. Nilai kalori biogas Bahan Bakar Nilai Kalori (KJ/Kg) Bio Gas 15.000 Kayu 2.400 Arang 7.000 Minyak Tanah 8.000 Prinsip Pembuatan Biogas Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida. Gas yang terbentuk disebut gas rawa atau biogas. Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30 - 55?C. Pada suhu tersebut mikroorganisme dapat bekerja secara optimal merombak bahan-bahan organik. Model Digester Secara alami, kotoran ternak yang ditumpuk akan mengeluarkan gas metan. Gas tersebut akan menguap habis, sehingga perlu suatu design untuk memanfaatkannya. Berdasarkan cara pengisian, terdapat dua jenis digester (pengolah gas) yaitu batch fedding dan continuous fedding. Tahapan Pembangunan Instalasi 1. Menentukan lokasi 2. Membuat sumur digester 3. Memasang Konstruksi Bangunan 4. Membuat Kubah Penampung Gas 5. Memasang Pipa Instalasi Gas Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Biogas 1. Kondisi Anaerob 2. Bahan baku isian Bahan baku isian antara lain feses, urin, sisa makanan. Bahan isian harus mengandung bahan kering sekitar 7-9 %. Keadaan ini dapat dicapai dengan melakukan pengenceran menggunakan air yang perbandingannya 1 : 1-2. 3. Imbangan C/N Imbangan Carbon dan Nitrogen dalam bahan baku sangat menentukan kehidupan mikroorganisma. Imbangan C/N yang optimum adalah 25 -30. Feses dan urin sapi perah mempunyai kandungan C/N 18, karena itu perlu ditambah dengan limbah pertanian yang mempunyai imbangan C/N yang tinggi ( lebih dari 30 ). 4. Derajat Keasaman ( pH ) PH sangat mempengaruhi kehidupan mikroorganisma, pH optimum adalah 6,8-7,8. Pada tahap awal fermentasi akan terbentuk asam sehingga pH turun. Oleh sebab itu perlu ditambah larutan kapur ( CaOH2 ) atau kapur ( CaCO3 ). 5. Temperatur Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan temperatur yang mendadak didalam reaktor. Upaya praktis untuk menstabilkan temperatur adalah dengan menempatkan reaktor didalam tanah. 6. Starter Starter diperlukan untuk mempercepat proses perombakan bahan organik menjadi biogas bisa digunakan lumpur aktif organik atau cairan isi rumen. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah pemanfaatan limbah peternakan menjadi energi gas MATERI DAN METODA A. Materi 1. Digester 2. Ember 3. Kayu Pengaduk 4. Gayung 5. Corong 6. pH meter 7. Termometer B. Bahan 1. Feses 2. Air 3. Kertas 4. Sisa Pakan/Sisa Pertanian Metode 1. Persiapan alat dan bahan 2. Bahan dicacah sampai berukuran kecil, kemudian diadakan pencampuran agar dicapai C/N 25 3. Campuran dimasukkan ke ember dan ditambah air dengan perbandingan 1:1 atau 1:2 4. Aduk merata kemudian dimasukkan ke digester PARAMETER YANG DIAMATI 1. Suhu 2. PH 3. Bila gas mulai menyala 4. Produksi gas Pengukuran parameter C/N ratio dilakukan di awal praktikum. pH, temperatur diukur setiap hari. PENGOLAHAN KOMPOS LATAR BELAKANG Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa kotoran ternak/feses, sisa pertanian, sisa makanan ternak dan sebagainya. Proses pelapukan dipercepat dengan merangsang perkembangan bakteri untuk menghancurkanmenguraikan bahan-bahan yang dikomposkan. Penguraian bahan dibantu dengan suhu 60? C. Proses penguraian mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi senyawa organik larut yang berguna bagi tanaman. Kompos/Pupuk Organik menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah. Selain itu kompos juga memperbaiki struktur tanah sehingga dikatakan manfaat kompos adalah perbaikan tanah yang berkekalan. Manfaat kompos: 1. memperbaiki struktur tanah 2. menaikkan daya serap tanah terhadap air 3. menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah 4. sebagai sumber zat makanan bagi tanaman TUJUAN Memanfaatkan limbah peternakan dan pertanian menjadi pupuk kompos MATERI DAN METODA Materi Ember, bak plastik, sekop, alat pengukur suhu, pH, kotoran ternak, sisa pertanian, sisa makanan ternakndan tanah lapisan olah. Metoda 1. Persiapan 2. Pencampuran semua bahan sehingga mendekati C/N 30 3. Campuran dimasukkan ke bak plastik per lapis, setiap lapis ditaburi tanah 4. Campuran diaduk setiap minggu PENGAMATAN 1. Bobot Awal dan Bobot Akhir kompos 2. Perubahan fisik (tekstur, warna, bau) 3. Perubahan temperatur, pH PENGINGKATAN MUTU KOMPOS LATAR BELAKANG Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan organik yang bermanfaat memperbaiki kondisi tanah. Unsur lain bervariasi dengan kadar rendah seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium. Dikarenakan unsur lain yang rendah, maka bila hendak dikomersilkan, maka pada kompos buatan perlu ditambahkan zat kimia seperti unsur N, P, K sehingga kadar NPK- nya lebih tinggi. TUJUAN Tujuan kegiatan ini adalah memperkaya pupuk kompos buatan dengan bahan kaya NPK dan makro mineral lain dengan harga murah MATERI DAN METODA MATERI Sekop, ayakan, plastik packing, sealer, kompos buatan yang telah matang, zeolit, tepung tulang, Kapur, Tepung Bulu, Tepung Darah, Abu Dapur METODA 1. Persiapan 2. Kompos buatan digiling, diayak agar diperoleh butiran halus 13 3. Campurkan zeolit, tepung tulang, kapur, tepung bulu, tepung darah dan abu dapur masing-masing sebanyak 2% dan diaduk rata 4. Setelah adukan rata, kompos dikemas dalam plastik dan siap untuk dipasarkan. PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DENGAN MENGGUNAKAN INOKULAN MIKROORGANISME (GREEN POSNKO) LATAR BELAKANG Pengomposan alami memerlukan masa penguraian yang lama yaitu sekitar 2 bulan. Proses penguraian ini dapat dipercepat dengan menggunkan aktifator pengomposan yang saat ini dijuak di pasaran dengan berbagai jenis, seperti EM4, stardex, green posnko, dll. TUJUAN Untuk mempercepat proses penguraian kompos dan mengurangi bau MATERI DAN METODA Materi Ember plastik, sekop, alat pengukur suhu, timbangan, kotoran ternak, sisa makanan ternak, sisa pertanian, tanah pelapis, green ponsko, gula merah Metoda 1. Persiapan 2. Bahan diperkecil ukurannya 5-10 cm 3. Larutkan green ponsko sebelumnya semalaman, tambahkan gula merah 4. Bahan yang sudah diaduk diciprati selapis dengan green ponsko, tutup dengan selapis tanah dan seterusnya sampai bahan habis 5. Tutup dengan goni 3-4 hari 6. Suhu dijaga antara 10 - 50?C, pemeriksaan suhu 2 hari sekali . Bila suhu naik, tutup goni dibuka dan gundukan diolak alik, kemudian ditutup kembali 7. Apabila telah matang maka telah menjadi pupuk organik PENGAMATAN 1. Diamati perubahan fisik dari bahan kompos: tekstur, warna, bau 2. Diamati perubahan temperatur, pH PEMBUATAN PUPUK CAIR LATAR BELAKANG Pupuk cair mulai sering diaplikasikan dewasa ini terutama sejak berkembangnya tanaman hidroponik. Sebenarnya, selain untuk hidroponik, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan untuk tanaman cara bertani non hidroponik/biasa. Pupuk cair lebih mudah diformulasi dan diracik sesuai dengan kebutuhan tanaman. TUJUAN Pembuatan pupuk cair yang dipercepat MATERI DAN METODA Materi Jerigen, alat pengaduk, alat pengukur suhu, alat pengukur pH, gelas ukur, timbangan, kotoran ternak, GreenPonsko, Dedak, Gula merah, urine ternak, kemasan botol, air. Metoda 1. Persiapan 2. Pencampuran kotoran ternak dan air dengan merata 3. Penyaringan 4. Penambahan greenponsko, gula merah dan dedak 5. Penyaringan kembali 6. Pengukuran pH dan temperatur 7. Campuran bahan ini dimasukkan ke dalam jerigen dan dibiarkan selama 6 minggu 8. Bila sudah 6 minggu, dilakukan pengamatan terhadap warna, bau, temperatur dan pH. Bila keadaannya baik, maka campuran bida dikemas ke dalam botol untuk diaplikasikan ke tanaman. PENGAMATAN 1. Lakukan pengamatan setiap minggu terhadap warna, bau, temperatur dan pH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar