Entri Populer

Rabu, 26 September 2012

Beauty Contest ITF Sunter Disorot LSM & DPRD DKI oleh Wahyu PP

INILAH.COM, Jakarta - Proses pembangunan pengolahan sampah terpadu, Intermediate Treatment Facilities (ITF) Sunter, Jakarta Utara, memasuki babak baru. Tiga perusahaan yang lolos prakualifikasi akan mengikuti proses beauty contest yang akan dilangsungkan di Balaikota DKI Jakarta.

Namun dari informasi dan hasil investigasi Jakarta Procurement Monitoring (JPM) dan DPRD DKI Jakarta, ketiga perusahaan asing yang bekerjasama dengan perusahaan lokal itu tidak memiliki modal hingga Rp 390 miliar atau 30 persen dari nilai proyek senilai Rp 1,3 triliun, sesuai rekomendasi DPRD DKI Jakarta.

Ketua JPM Ivan Parapat menjelaskan, berdasarkan poin keempat rekomendasi DPRD DKI kepada Gubernur DKI disebutkan, perusahaan yang mengikuti beauty contest diwajibkan memiliki kecukupan modal sebesar 30 persen dari besaran investasi yang dihitung oleh Dinas Kebersihan DKI dalam bentuk kas.

"Artinya, rekening sejumlah itu harus atas nama perusahaan tersebut yang berada di bank lokal atau bank asing yang berkantor di Indonesia. Dan dana itu harus berada di dalam rekening perusahaan peserta lelang sampai masa lelang berakhir," kata Ivan di Jakarta, Kamis (6/9/2012).

Namun sayangnya, dari informasi dan hasil investigasi JPM, terindikasi ketiga perusahaan yang telah lolos prakualifikasi itu tidak menyertakan dana atau kecukupan modal seperti yang diamanatkan dalam rekomendasi DPRD DKI.

Atas dasar itulah, kata Ivan, JPM meminta Gubernur Fauzi Bowo untuk melakukan pengecekan langsung persyaratan administrasi ketiga perusahaan itu, agar proses pelelangan ITF Sunter tidak cacat hukum. Pasalnya, proyek sampah modern ini merupakan barometer pengolahan sampah di Indonesia.

Sekedar diketahui, ketiga perusahaan yang berhak mengikuti beauty cintes adalah, PT Phoenix Pembangunan Indonesia (kerjasama dengan Singapura), PT Jakarta Green Initiatives (kerjasama dengan Jepang), dan PT Wira Gulfindo Sarana (kerjasama dengan India).

Dihubungi terpisah, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI M Sanusi juga menduga ketiga perusahaan itu tidak memiliki kecukupan modal sebesar Rp 390 miliar. "Untuk memastikan apakah ketiga perusahaan itu bonafid atau abal-abal, besok (hari ini-red), Pansus ITF Sunter akan memanggil Panitia Lelang Dinas Kebersihan," paparnya.

Sanusi mengharapkan beauty contest yang akan dilakukan betul-betul transparan dan akuntabel. "Jangan sampai proyek ITF Sunter cuma main-main. Apalagi setelah beauty contest, rencananya panitia lelang akan terbang ke Jepang, Singapura, dan India dengan menggunakan APBD DKI untuk meninjau langsung," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna mengatakan, ketiga perusahaan yang lolos harus mempunyai modal 30 persen. "Syarat ini sudah kita sepakati bersama Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan anggota dewan,” tuturnya.

Pemprov DKI akan membayar biaya pengolahan sampah sekira Rp400.000 per ton. "Itu harga maksimal, karena kita pakai teknologi medium, di sejumlah negara lain, yang teknologi lebih tinggi, ada yang mencapai Rp1 juta per ton, itulah mengapa kita buka lelang dengan peserta dari luar negeri yang sudah berpengalaman dengan teknologi ITF ini, bukan perusahaan sembarangan,” tegas Eko.[bay]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar