Bagaimana keadaan dunia kita sekarang. Pandangan kalangan pesimis terhadap lingkungan semuanya merasuki kita, dibentuk dengan citra dan pesan yang kita hadapi di televisi dan dalam surat kabar, dalam pernyataan politis, dalam percakapan di tempat kerja, dan di meja makan.
Kita terbiasa dengan mantera-mantera lingkungan seperti :
• Sumber daya kita semakin habis
• Populasi manusia terus bertambah , dan semakin susah untuk mendapatkan bahan makanan
• Air dan udara menjadi semakin tercemar
• Sejumlah spesies yang ada di bumi menjadi punah dalam jumlah yang sangat besar. Manusia semakin memenuhi bumi, mengurangi ruang hidup dan pada akhirnya merupakan proses membunuh dirinya sendiri.
Ada satu masalah, mantera-mantera ini tidak didukung dengan bukti yang layak.
Tidak Ada Yang Berkurang
Sumber daya mineral yang mana industri moderen bergantung padanya ternyata tidak habis. Contoh, cadangan bahan bakar dan logam penting yang paling komersial yang diketahui pada saat ini jauh lebih banyak daripada 30 tahun yang lalu.
Alasan : walaupun kita mengkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar dari berbagai sumber daya ini, kita menemukan lebih banyak lagi. Kita juga menjadi lebih efisien dan sedikit membuang-buang dalam ekstraksi maupun dalam mengeksploitasinya.
Mengacu pada Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat, misalnya, cadangan minyak diketahui yang dapat diekstraksi pada harga kompetitif akan tetap menjadi penggerak utama ekonomi dunia untuk 92 tahun dengan tingkat pemakaian seperti sekarang.
Ceritanya juga sama pada sumber daya lain non energi. Meskipun ada pertumbuhan yang sangat mengherankan dalam produksi dan konsumsi, ketersediaan cadangan sumber alam terpenting seperti aluminium, besi, tembaga, dan seng juga meningkat lebih banyak, mengacu pada US Geological Survey. Harganya juga turun daripada abad yang lalu.
Jelasnya, pasti ada suatu batas untuk bahan bakar fosil dan bijih logam yang akan diekstraksi, tetapi batas itu jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan.
Sementara itu, harga baik energi matahari maupun angin, juga turun pada lebih dari 90 persen dalam 20 tahun belakangan ini. Dalam 50 tahun, energi matahari, mungkin akan tersedia dalam harga yang kompetitif.
Lebih Sedikit Yang Kelaparan
Pada 30 tahun yang lalu ahli biopopulasi Paul Ehrlich memprediksi :”Peperangan untuk mendapatkan makanan bagi seluruh umat manusia sudah berlalu. Kelaparan tahun 70an sedang menimpa kita dan ratusan juta lagi orang akan kelaparan sampai mati.”
Itu tidak terjadi. Mengacu pada grafik yang dibuat PBB, produksi pertanian kita telah menjadi dua kali lipat sejak tahun 1961 dan lebih dari 3 kali lipat di di negara berkembang. Sementara itu, harga makanan turun hampir 55 % sejak 1970. Asupan makanan harian di negara berkembang, meningkat dari 8.086 kilojoules pada 1961, menjadi 11.090 kilojoules pada 1998.
Populasi dunia telah berlipat dua sejak 1961, tetapi jumlah sebenarnya orang kelaparan di negara berkembang sudah turun dari kira-kira 920 juta pada 1971 menjadi 792 juta pada 1997. Diharapkan akan tetap turun sampai 400 juta pada tahun 2030.
Angka-angka ini masih menakutkan tingginya. Tapi, tetap kita lihat dan terima kasih pada perkembangan yang ada, terjadi penurunan 2 juta orang kelaparan pada saat-saat ini.
Baru-baru ini, pertumbuhan populasi besar-besaran di dunia yang dimulai pada tahun 50 an menjadi alasan utama kejatuhan kita pada tingkat kematian, menjadi alasan untuk meningkatkan masuknya makanan, obat-obatan, air bersih dan sarana sanitasi. Hal ini tidak menjadi hak bagi orang-orang di negara berkembang untuk punya lebih banyak anak. Seperti dikatakan seorang konsultan PBB “ Tidak berarti orang dapat begitu saja mulai berbiak seperti kelinci. Itu hanyalah berarti mereka tidak lagi mati seperti lalat.”
Sementara jumlah manusia akan terus bertambah, tingkat kelahiran berkurang. PBB meramalkan bahwa populasi manusia di dunia akan stabil pada angka di bawah 11 miliar sebelum 2200.
Pertumbuhan Merupakan Jalan Keluar
Pencemaran tidak lagi menguras pemikiran kita tentang kesejahteraan karena bebannya sudah berkurang secara dramatis di negara dunia maju. Lihatlah pencemaran udara, yang merupakan salah satu masalah lingkungan terpenting. Sekarang perkembangannya di negara dunia maju sudah tidak berarti. Kesehatan manusia sudah bertambah baik secara fenomenal dengan pengurangan konsentrasi timbal dan debu. Berlawanan dengan intuisi (perkiraan), misalnya, dengan tetap memperhitungkan polutan-polutan yang ada, udara kota London pada saat ini sesungguhnya lebih bersih daripada keadaannya pada tahun 1585.
Pencemaran Udara menjadi semakin buruk di dunia negara berkembang ( sebagai mana terjadi di negara dunia maju pada abad delapan belas dan sembilan belas ) terutama disebabkan oleh kuatnya pertumbuhan (ekonomi). Tetapi pertumbuhan (ekonomi) dan lingkungan tidak saling berlawanan, mereka melengkapi satu sama lain. Tanpa perlindungan yang memadai terhadap lingkungan, pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang buruk. Tetapi tanpa pertumbuhan (ekonomi), adalah tidak mungkin mendukung perlindungan terhadap lingkungan.
Sementara negara-negara berkembang memcapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi, mereka akan – seperti juga yang dilakukan di negara maju – memilih dan mampu menciptakan , suatu lingkungan yang lebih bersih. ”Kuncinya bukan memproduski lebih sedikit,” seperti kata World Bank,” tetapi memproduksi secara berbeda.”
Dari pokok pemikiran bertujuan pada keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan ekonomi, beberapa kebijakan lingkungan, seperti penurunan kadar timbal dalam bensin dan emisi sulfur dioksida dari bahan bakar solar, adalah sangat efektif. Sebagian lain tidak efektif.
Pemanasan global adalah suatu contoh. Sejak karbondioksida tampaknya menajdi penyebab utama sehingga menyebabkan pemanasan bumi yagn diperkirakan 1 sampai 3,5 derajat pada akhir abad ini, pemangkasan emisi ini tampaknya merupakan ide bagus. Tetapi ini akan sangat memakan biaya, dengan efek yang minim.
Semua model memperlihatkan bahwa implementasi penuh dari Kyoto protocol akan hanya menunda belaka dari pemanasan yang diperkirakan , untuk 6 tahun. Dengan kata lain , suhu meningkat dalam perkiraan untuk 2100 akan tertunda sampai 2106. Analisis ekonomi dengan jelas menunjukkan bahwa kita bisa menghabiskan uang dengan cara yang lebih baik. Biaya untuk satu tahun melaksanakan perjanjian Kyoto mungkin akan lebih besar daripada biaya yang sama untuk masalah dunia lainnya, salah satu yang paling mendesak yaitu masalah kesehatan lingkungan : menyediakan langkah universal untuk penyediaan air bersih dan sanitasi. Beberapa langkah mungkin akan menghilangkan dua juta kematian per tahun, dan mencegah setengah miliar orang menjadi sakit. Dan itu hanya biaya untuk Kyoto 2010. Pada 2011, 2012 , dan seterusnya kita dapat selanjutnya mengeluarkan biaya pada masalah-masalah mendesak lainnya.
Adakah Spesies Yang Hilang ?
Pernyataan memaksa tentang banyaknya spesies yang punah – antara 20.000 sampai 100.000 per tahun – selalu diulang-ulang dimana pun anda lihat. Sebenarnya hal itu bahkan secara sederhana saja tidak sebanding dengan fakta yang ada.
Teori keanekaragaman hayati salah membandingkan jumlah spesies terhadap luas area : semakin luas area, semakin banyak spesies yang ada. Aturan ibujari, yang dapat dipakai dengan baik untuk sebuah pulau, jika area berkurang 90 persen, maka jumlah spesies akan tinggal separonya.
Maka, sebagaimana hutan ditebang pada tingkat yang harus diwaspadai, banyak orang memperkirakan jumlah spesies akan berkurang setengahnya secara global dalam satu generasi, atau dua. Di Amerika Serikat, ternyata, hutan-hutan utama di bagian Timur dikurangi selama dua abad menjadi bagian-bagian yang bila djumlahkan hanya tinggal satu sampai dua persen dari jumlah semula. Dimana, hal ini mengakibatkan punahnya (hanya) satu spesies burung hutan.
Hutan hujan Atlantik di Brazil dulunya merupakan yang paling banyak ditebang pada abad ke sembilan belas, hanya menyisakan 10 persen bagian-bagian yang menyebar. Menurut aturan ibujari akan dihasilkan setengah dari semua spesies akan punah. Ternyata, pada 1989 anggota Masyarakat Zoologi Brazillia tidak dapat menemukan satu pun spesies binatang yang diketahui yang dapat dideklarasikan punah. Sebenarnya, suatu jumlah yang dapat diketahui dari spesies yang disadari punah 20 tahun yang lalu, ditemukan kembali kemudian.
Spesies tampaknya lebih bertahan dari yang diperkirakan. Penilaian Keanekaragaman Hayati Dunia PBB, memperkirakan tingkat kepunahan 0,1 sampai 1 persen selama 50 tahun. Gambaran ini tentunya bukan hal sepele. Tetapi jauh lebih kecil daripada 10 sampai 100 kalinya yang secara tipikal dibesar-besarkan di media.
Sudah Sembuh
Dunia ini bukan tidak mempunyai masalah , dan , tentu saja , investasi dengan pengelolaan lingkungan yang rasional merupakan ide yang sangat menarik. Tetapi segala sesuatu secara umum sudah membaik dan tampaknya keadaan ini akan berlanjut. Tidak ada malapetaka ekologi yang membayangi. Kita harus terbebas dari kekhawatiran yang tidak produktif, tetapi menjadi lebih fokus terhadap isu-isu yang penting , sehingga kita mungkin dapat dengan sesungguhnya membuat , mungkin , dunia yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Sistem mekanis pengomposan adalah pengolahan mekanis dalam tabung komposter dan dapat memperoleh kompos setiap hari dan tidak butuh lahan yang luas (100-150 m2). Mesin ini berkapasitas 2-3 ton/hari dapat mengolah sampah organik sebanyak 8-10 m3 perhari, kapasitas sedang dan kecil juga dapat dilayani dengan dibawah 1 ton/hari sampai 100 kg/hari. Kami tawarkan kerjasama [engelolaan atau dengan sistem beli putus bila tertarik, hub kami 081384588749 atau WA: 081218234570
Entri Populer
-
Feldspar dengan bahan kimia: Aluminium Silikat dengan rumus kimia kompleks (Na, K, Ca) AlSi3Og; SiO2 dengan kandungan 90-94% feldspar dan 6...
-
BEKASI (Pos Kota) – Warga Kota Bekasi, Jawa Barat siap-siap daerahnya menjadi lautan sampah selama setahun ke depan. Ini bakal terjadi apabi...
-
Di dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, dikenal istila...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar