Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memfokuskan pengelolaan sampah di dalam kota dengan mengembangkan Intermediate Treatment Facility (ITF) dan Sentra 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Langkah tersebut diambil guna mengurangi ketergantungan Jakarta terhadap lokasi pengolahan sampah di daerah penyangga di wilayah Bantargebang, Bekasi.
"Tiga Lokasi yang akan dibangun ITF berada di kawasan Sunter, Cakung, Cilincing dan Marunda. Khusus lokasi pengolahan sampah di Marunda baru akan dilaksanakan tahun 2012 mendatang, sehingga DKI Jakarta memiliki kawasan pembuangan sampah selain Bantargebang," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo kepada wartawan, di Jakarta, Rabu, kemarin.
Ia mengatakan, teknologi yang diterapkan pada tiga lokasi ITF berbasis teknologi tinggi, modern, tepat guna dan ramah lingkungan. Sehingga tujuan mengubah sampah menjadi sesuatu yang berguna dapat segera terwujud.
"Khusus ITF Cakung Cilincing menerapkan teknologi Mechanical Biological Treatment (MBT) yang mulai beroperasi 1 Agustus 2011 lalu. Keseluruhan sampah anorganik di daur ulang dan sampah organiknya difermentasi untuk menghasilkan bahan bakar pembangkit listrik atau sumber Bahan Bakar Gas (BBG)," katanya.
ITF Cakung Cilincing, kata dia, memiliki luas lahan 7,5 hektar dengan berkapasitas penuh mengolah sampah sebanyak 1.300 ton perhari dan mampu menghasilkan energi listrik mencapai 4,95 MW atau dapat menghasilkan BGG sebanyak 445.699 MMBTU saat beroperasi penuh pada tahun 2012.
"Pada tahun 2011 juga, Dinas Kebersihan DKI Jakarta juga akan membangun ITF dengan sistem waste to energy di lokasi pengepresan sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sunter. Kita akan melakukan peningkatan teknologi SPA Sunter menjadi ITF Sunter, dinas kebersihan akan bekerjasama dengan pihak swasta yang tertarik berinvestasi," katanya.
Foke menjelaskan, ITF Sunter sesuai dengan rekomendasi dari Clinton Climate Initiative (CCI), akan menerapkan teknologi berbasis Incenerator. Teknologi ini dinilai lebih tepat diterapkan di ITF Sunter dengan pertimbangan lahan seluas 5 hektar.
"Berdasarkan kajian CCI, Incenerator juga dinilai memiliki beberapa kelebihan, seperti kemampuan mereduksi sampah mencapai 90 persen, kemampuan menghasilkan listrik yang tinggi, berpotesi mengurangi emisi Gas Rumah Kaca secara signifikan, dan telah teruji di banyak negara Eropa dan Asia," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya membangun berbagai fasilitas pengolahan sampah berbasis ITF yang mengolah sampah berskala besar di dalam kota, Pemprov DKI Jakarta juga akan mengembangkan Sentra 3R di lima wilayah kota dan nantinya semua pengembang kawasan akan diwajibkan membangun pengolahan sampahnya sendiri.(ayu/fah/ty)
Sistem mekanis pengomposan adalah pengolahan mekanis dalam tabung komposter dan dapat memperoleh kompos setiap hari dan tidak butuh lahan yang luas (100-150 m2). Mesin ini berkapasitas 2-3 ton/hari dapat mengolah sampah organik sebanyak 8-10 m3 perhari, kapasitas sedang dan kecil juga dapat dilayani dengan dibawah 1 ton/hari sampai 100 kg/hari. Kami tawarkan kerjasama [engelolaan atau dengan sistem beli putus bila tertarik, hub kami 081384588749 atau WA: 081218234570
Entri Populer
-
Feldspar dengan bahan kimia: Aluminium Silikat dengan rumus kimia kompleks (Na, K, Ca) AlSi3Og; SiO2 dengan kandungan 90-94% feldspar dan 6...
-
BEKASI (Pos Kota) – Warga Kota Bekasi, Jawa Barat siap-siap daerahnya menjadi lautan sampah selama setahun ke depan. Ini bakal terjadi apabi...
-
Di dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, dikenal istila...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar