Sistem mekanis pengomposan adalah pengolahan mekanis dalam tabung komposter dan dapat memperoleh kompos setiap hari dan tidak butuh lahan yang luas (100-150 m2). Mesin ini berkapasitas 2-3 ton/hari dapat mengolah sampah organik sebanyak 8-10 m3 perhari, kapasitas sedang dan kecil juga dapat dilayani dengan dibawah 1 ton/hari sampai 100 kg/hari. Kami tawarkan kerjasama [engelolaan atau dengan sistem beli putus bila tertarik, hub kami 081384588749 atau WA: 081218234570
Entri Populer
-
Feldspar dengan bahan kimia: Aluminium Silikat dengan rumus kimia kompleks (Na, K, Ca) AlSi3Og; SiO2 dengan kandungan 90-94% feldspar dan 6...
-
BEKASI (Pos Kota) – Warga Kota Bekasi, Jawa Barat siap-siap daerahnya menjadi lautan sampah selama setahun ke depan. Ini bakal terjadi apabi...
-
Di dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, dikenal istila...
Kamis, 12 Januari 2012
Pakar: masyarakat ubah persepsi sampah jadi uang Jumat, 6 Januari 2012
Padang (ANTARA News) - Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat Dr Ardinis Arbain mengemukakan ajakan ke masyarakat untuk mengubah persepsi sampah yang kotor menjadi sesuatu yang menghasilkan uang.
"Sampah yang dibuang itu dapat bermanfaat jika diolah dengan tepat," katanya, di Padang, Jumat.
Dia mengatakan, hal pertama yang dilakukan yakni berpikir bahwa sampah bukan sesuatu yang menjijikkan sehingga dengan mudahnya dibuang.
Menurut dia, seseorang yang bisa menilai hal tersebut akan memiliki berbagai macam ide untuk bisa mengelola bahkan memanfaatkan sampah tersebut.
"Pengelolaan yang baik merupakan solusi tepat untuk masalah sampah dalam lingkungan," katanya.
Dia mengatakan, pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara mengurangi pemakaian bahan yang menghasilkan sampah, misalnya memilih menggunakan bahan yang tahan lama daripada bahan habis dibuang.
Sementara itu pengelolaan lainnya, kata dia, sampah dapat diolah dan dimanfaatkan kembali, selain itu juga bisa didaur ulang.
"Sampah organik bisa dijadikan pupuk, sementara anorganik didaur ulang," katanya.
Dia mengatakan, berbagai macam organik seperti halnya sisa sayuran, buah, makanan, sisa jasad, sisa tumbuhan dapat diolah menjadi kompos.
Selain itu, lanjut dia, ini juga bisa dijadikan sesuatu yang menarik semisal sampah di pantai bisa dibuat menjadi hiasan, atau kulit bawang yang dapat juga dijadikan cindera mata.
Bila ini dapat dilakukan dengan terencana dan berkelanjutan, maka akan menghasilkan keuntungan berupa uang.
"Membutuhkan berbagai pendekatan untuk membuat masyarakat lebih peduli terhadap lingkungannya, terutama sampah," katanya.
Dia menyebutkan, yang pertama adalah pendekatan teknologi yakni melakukan sosialisasi atau memberi pengetahuan tentang sampah.
Kemudian pendekatan budaya, yakni dengan pengenalan arti pentingnya sampah dalam bentuk cerita, iklan , film, sehingga menarik minat masyarakat.
"Selanjutnya, dalam bentuk aturan atau hukum juga suatu cara pendekatan lainnya seperti, pelanggaran dalam pengelolaan sampah bisa mendapat sanksi, sebaliknya jika patuh akan mendapat penghargaan," katanya.
Program pemerintah mengenai sampah berlaku jangka panjang, tidak bisa dilihat dalam waktu pendek, katanya.
Menurut Ardinis, pemerintah telah melakukan sesuatu yang tepat namun hasilnya belum efektif. Solusi-solusi tersebut dapat diterapkan dengan harapan akan terasa pada masa datang.
(T.KR-AH/M027)
Editor: Ruslan Burhani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar