Sistem mekanis pengomposan adalah pengolahan mekanis dalam tabung komposter dan dapat memperoleh kompos setiap hari dan tidak butuh lahan yang luas (100-150 m2). Mesin ini berkapasitas 2-3 ton/hari dapat mengolah sampah organik sebanyak 8-10 m3 perhari, kapasitas sedang dan kecil juga dapat dilayani dengan dibawah 1 ton/hari sampai 100 kg/hari. Kami tawarkan kerjasama [engelolaan atau dengan sistem beli putus bila tertarik, hub kami 081384588749 atau WA: 081218234570
Entri Populer
-
Dari pengalaman dan pembelajaran, Kebun Karinda menawarkan model bagi RT/RW yang ingin mandiri dalam pengelolaan sampah organiknya, namun...
-
Bantargebang tentu bukan nama yang asing bagi warga Ibukota. Ketika mendengar nama tersebut, kita langsung membayangkan gunungan sampah ...
-
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memfokuskan pengelolaan sampah di dalam kota dengan mengembangkan Intermediate Treatment Facility (ITF) dan ...
-
Kebun Karinda 12 Desember 2010, pukul 9 pagi datang barisan sepeda motor dikendarai 40 karyawan “gardener” dari Mulia Group Property. Mereka...
-
I. PENDAHULUAN Sampah adalah kumpulan berbagai material buangan yang merupakan sisa proses dan kegiatan kehidupan manusia. Sebagai suat...
-
Suatu alat yang dinamakan plasmatron secara drastis dapat mengurangi asap yang berasal dari kendaraan bermotor. Alat tersebut telah diuji c...
-
Foto: Ist Oleh: Metropolitan - Jumat, 6 Mei 2011 | 05:33 WIB ...
-
Membuat komposter sendiri di rumah dapat menggunakan berbagai wadah yang terdapat di rumah kita seperti ember, gentong, tong plastik, drum...
-
OKEZONE-JAKARTA - Pembangunan tiga tempat pengolahan sampah terpadu atau Intermediate Treatment Fasility (ITF) mendapatkan dukungan sejumlah...
-
Mendaur ulang lebih dari menyimpan sumber daya terbarukan dari tempat pembuangan akhir (mendaur ulang mengurangi pengaruh Anda terhadap li...
Kamis, 12 Januari 2012
Mobil Irit BBM ITB Akan Diproduksi Massal Iman Herdiana Senin, 09 Januari 2012
BANDUNG - Tingginya animo publik terhadap mobil Esemka buatan pelajar SMK asal Solo, Jawa Tengah, membuat tim Cikal Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menggeluti mobil irit bahan bakar minyak (BBM) tertarik untuk memproduksi massal mobil mereka.
Cikal Nusantara merupakan mobil yang dikembangkan pada 2010 untuk mengikuti kompetisi mobil irit Shell Eco-Marathon (SEM) Asia. Mobil Cikal menggunakan mesin motor 110 cc dengan bahan bakar bensin.
"Kalau ada kesempatan, kami mau juga mengembangkan mobil ini seperti Esemka," kata Manager Tim Cikal ITB Piter Lukita Ferdian, kepada okezone, Senin (9/1/2012).
Saat ini, tim Cikal ITB memang tengah menyelesaikan tiga mobil irit BBM untuk dilombakan kembali di SEM Asia 2012 di Sepang, Malaysia.
"Untuk produksi massal, kami memang lagi nunggu sponsor. Tinggal menunggu orang yang mau berinvestasi," ujarnya.
Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2008 itu mengimbuhkan, jika mobil Cikal ITB dikembangkan secara massal tentu akan ada perubahan. Saat ini, konsep yang dikembangkan adalah untuk balap irit menggunakan BBM.
"Kami bisa memakai urban konsep, jadi kendaraan untuk dalam kota yang bisa dipakai dua orang," jelasnya.
Sambil menunggu sponsor, Tim Cikal ITB juga rajin mengikuti loma sambil mematangkan konsep jika nantinya diproduksi massal.
Riset dan produksi mobil Cikal ITB menghabiskan dana Rp200 juta. Jika diproduksi massal, kata Piter, biaya tersebut bisa lebih hemat dan murah. "Kami bisa 80 persen lebih murah dari Esemka," sebutnya.(rfa)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar