
Tempat sampah model terbaru dengan komposter

Kompos di dalam tong komposter
Kini gema Adipura memang meredup, seiring dengan gosip makin tidak obyektifnya penilaian. Saya sendiri heran, kenapa kota terbersih jadi milik banyak kota? Namun, ada atau tidak ada Adipura, warga Temanggung tetaplah pecinta kebersihan. Lingkungan di perumahan maupun perkampungan senantiasa terlihat bersih.
Sejenak menengok kembali kampung halaman di Temanggung, pekan lalu, tidak membuat saya terkejut dengan tetap terjaganya kebersihan kota. Hanya, perhatian saya sedikit terusik dengan kehadiran tempat sampah model terbaru dengan warna ngejreng yang mejeng di banyak perumahan dan perkampungan. Tempat sampah itu terdiri dari tiga tong untuk memilah jenis sampah. Tong warna oranye untuk sampah kaca dan logam. Tong warna biru yang sedikit agak besar untuk komposter sampah organik. Sedangkan tong warna kuning untuk sampah kertas dan plastik.

Peletakan tempat sampah terkadang kurang pas
Informasi yang saya dapat tentang jenis tempat sampah beserta komposter itu, hanyalah fakta bahwa tempat sampah itu merupakan pembagian dari pemerintah kabupaten (pemkab) Temanggung dalam rangka menyambut penilaian Adipura tahun ini.
“Wah nggak tahu bagaimana cara kerjanya Mas, nggak pernah dijelasin sama warga, wong juga selama ini nggak pernah dipakai,” tutur seorang ibu warga perumahan di Kelurahan Walitelon.

Tempat sampah pembagian tahun lalu, merana
Bisa jadi pengadaan tempat sampah “canggih” itu bakalan mubazir semata. Warga tidak familiar dalam menggunakan. Petugas pun acuh tak acuh dengan program pemisahan jenis sampah. Kini di perumahan itu kini terdapat setidaknya tiga model tempat sampah. Sebelum adanya model komposter ini, tahun lalu Pemkab juga membagikan jenis tiga tong yang memisahkan antara sampah kaca/logam, kertas/plastik dan organik. Nasibnya malah berkarat karena sering kena hujan. Sementara model yang paling awet dan terus digunakan tentu saja model karet ban tersebut.

Model karet ban masih eksis
“Bulan lalu ada panitia datang menilai sambil membuka tempat sampah dan menyotingnya pakai kamera, setelah itu nggak ada kabarnya lagi,” ujar seorang ibu rumah tangga.
Adipura memang prestise, atau setidaknya pernah jadi prestise. Namun, memaksakan teknologi tanpa mengedukasi masyarakat sama saja bohong. Pada dasarnya masyarakat Temanggung memang peduli terhadap kebersihan, tetapi mereka masih terbiasa mencampur sampah rumah tangga. Ketika disodori alat tanpa paham kegunaannya apa tentu hanya sia-sia. Entah apakah tiap tahun pemerintah akan terus membagikan tempat sampah lagi, bisa-bisa sepanjang jalan perumahan akan sesak berjejalan tempat sampah berbagai model yang tidak maksimal digunakan. Lama-lama hanya jadi pajangan saja. Hmm… sayang sekali.

Petugas kebersihan masih setia mengambil di bak sampah model lama tanpa pemisahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar