Sampah adalah kumpulan berbagai material buangan yang merupakan sisa proses dan kegiatan kehidupan manusia.
Sebagai suatu produk yang tidak lagi
mempunyai nilai ekonomis, penanganan sampah jelas harus dilakukan dan
dikelola secara baik.
Saat ini penanganan sampah masih sebatas
pada penanganan yang konvensional yaitu sampah ditaruh ditempat terbuka
untuk dibiarkan membusuk dengan sendirinya. Walaupun sudah diusahakan
bahwa tempat pembuangan ini disentralisasi disatu kawasan tertentu
dengan metode sanitary landfill. Namun kenyataannya permasalahan sampah
masih tidak kunjung selesai, artinya bahwa sampah yang masih terkondisi
seperti di atas, masih menjadikan sumber polusi udara karena baunya, dan
polusi air yang dikarenakan penanganan air lindinya (leacheate) kurang
bagus sehingga meresap kemana – mana, serta menjadi penyebab terjadinya
wabah penyakit dan juga sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir.
Inilah salah satu bentuk masalah yang ditimbulkan apabila penanganannya
tarlambat dan tidak sistematis.
Apakah pemerintah kota ataupun pemerintan
daerah membiarkan hal seperti ini berlangsung terus menerus tanpa ada
perlakuan yang tebih tepat dalam pengelolaannya ?, kami yakin pemerintah
kota atau pemerintah daerah tidak akan tinggal diam dalam menyelesaikan
permasalahan ini.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut
diatas, maka kami berkeinginan untuk mengajukan proposal pengelolaan
sampah dan lingkungannya secara sistematis sebagai berikut:
- Tempat penumpukan sampah yang datang,
diusahakan tidak kehujanan untuk menjaga sampah tetap kering supaya
mudah disortir dan apabila sampah yang datang sudah basah diusahakan
sistem drainase supaya air yang lepas bisa dialirkan ke Instalasi
Pengolahan
Air Limbah (IPAL). - Sortasi, memisahkan sampah yang bisa dikompos dan sampah yang tidak bisa dikompos, seperti plastik, karet dan sebagainya untuk dibakar dalam incinerator.
- Composting, membuat tempat untuk proses pembuatan kompos dan produksi gas methan yang sistematik serta metoda fermentasi bioenzym sehingga proses kompos bisa berjalan lebih cepat dan bisa mengurangi secara signifikan bau yang tidak sedap supaya tidak meresahkan penduduk sekitar.
- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk memproses air yang
dihasilkan dari sampah, saat penumpukan, sortasi dan saat pengomposan. Air ini harus dibuang sesuai persyaratan sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak membuat resah penduduk sekitar. - Incinerator, pada dasarnya semua jenis sampah selain batu dan logam bisa diproses dengan incinerator dalam segala kondisi basah maupun kering, tetapi apabila dikehendaki hanya sampah non degradable saja yang akan dibakar pada suhu tinggi maka akan sangat menghemat bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan bisa dipilih diantaranya minyak bakar MFO, gas atau gasifikasi batubara, pemilihan bahan bakar akan menentukan kost operasional. Maka dari itu akan sangat tepat bila dipilih bahan bakar gas karena bila produksi methan dari kompos sudah berjalan dan sebagai bahan bakar cadangan dari gasifikasi batubara bila dipilih sejak awal untuk pembakaran pada incinerator menggunakan bahan bakar gas maka tidak ada perubahan pada burner sehingga akan menghemat beaya beli burner.
- Gasifikasi batubara, karena penggunakan bahan bakar minyak sangat mahal maka untuk bahan bakar diintegrasikan antara gas methan produk dari komposting dan unit gasifikasi batubara.
- Sludge dryer, unit ini dipakai bila terdapat limbah sludge yang cukup banyak dari proses IPAL atau di sekitar lokasi ini ada limbah sludge dari industri seperti industri kertas, industri spiritus dan sebagainya bisa secara tersentral memroses limbah disini.
II. METODE PENGELOLAAN SAMPAH
Kami akan menyajikan sistem pengelolaan
sampah dengan sistem komposting 3 fase yang terintegrasi, berikutnya
akan mengubah methane dari hasil composting tersebut menjadi BBM solar,
bensin dan oli, serta hasil samping adalah kompos.
Ada berbagai cara pengelolaan sampah,
baik yang sifatnya menghabiskan total sampah tersebut atau yang sifatnya
memproses dimana hasil akhirnya adalah pupuk kompos jenis pupuk organik
dan gas methan serta barang-bekas yang bisa didaur ulang.
1. Pengolahan sampah dengan media incinerator:
Sistem ini adalah mengolah sampah dalam
kondisi apapun asalkan sudah bebas dari kotoran -kotoran seperti logam –
togam maupun logam – logam campuran akan dibakar habis pada temperatur
tinggi dan hasil pembakarannya berupa abu (ash) dapat dipakai sebagai
tanah urug. Produk samping berupa togam – logam dasar maupun logam
campur yang dipisahkan dan sampah total sebelum masuk ke ruang bakar
dapat didaur ulang oleh industri – industri yang membutuhkan.
2. Pengolahan sampah dengan cara Komposting :
Adalah dengan metode fermentasi dimana
sampah – sampah setelah dipisahkan menjadi sampah yang bisa difermentasi
dan sampah yang tidak bisa difermentasi .
Bagian sampah yang bisa difermentasi akan
dimasukkan di daiam beberapa reaktor penghydrolisa Hydrolisis Reactor,
didalam reaktor ini sampah akan dipersiapkan sebagai senyawa organik
carbon inhibitor yaitu organik subtrat yang larut liquefied ke dalam
asam lemak volatile Volatile fatty Acids ( VFAs) . Setelah terbentuk
soluble EVAs segera ditransfer kedalam Biogasification Reactor dengan
menambahkan mikroba – mikrobia untuk mendigest maka akan menghasilkan
gas methan CH4 dan gas CO2 dan sisa padatannya sebagai pupuk kompos.
Mikrobia-mikrobia yang bisa di gunakan
disini adalah mikrobia kelompok komposting yaitu : Aerobacter,
Aeromonas, Alcaligenes, Bacillus, Bacteroides, Clostridium, Eschericia,
Klebsiella, Leptospira, Micrococcus, Neisseria, Paracolobacterium,
Proteus, Pseudomonas, Rhodopseudomonas, Sarcina, Serratia, Streptococcus
and Streptomyces, Methanobacterium omelianskii, Mb. formicium, Mb.
sohngenii, Methanosarcina barkerii, Ms. methanica and Mc. Mazei dengan
nutrisi yang tepat dan pH yang terjaga dan sampah yang telah
dipersiapkan dengan memgrender dan dihydrolisis maka pertumbuhan
mikrobia akan sangat optimum sehingga produksi gas metan akan lebih
banyak bila dibandingkan tanpa hydrolysis.
Peralatan untuk proses composting terdiri
dari unit mesin pemotong sampah dan unit mesin penggrinder sampah, land
fill, reactor hidrolisis, reactor biogasifikasi, tangki penampung
cairan hidrolisis, tangki penampung cairan biogasifikasi, tangki larutan
buffer asam, tangki larutan buffer basa, tangki larutan nutrisi
mikrobia, alat pencampur sampah dengan cairan penghidrolisa, alat
pencampur sludge dari reactor penghidrolisa dengan cairan biogasifikasi,
pipa untuk memasukkan cairan penghidrolisa, dan pipa untuk mengeluarkan
cairan hidrolisa, dan pipa-pipa lain serta pompanya sehingga system
bisa berjalan secara kontinyu, alat pemantau pH dan temperature pada
reactor hidrolisa dan pada reaktor biogasifikasi, gas collector,
purifikator gas, tanker penampung gas metan , tanker penampung gas CO2,
filter pres, alat penampung hasil produksi kompos dan alat-alat
penunjang lainnya.
3. Penggabungan secara terintegrasi antara Incinerator, Komposting, IPAL,
Pengolahan sludge, dan sistem energi
supaya operasional pengolahan sampah tidak mahal dan bahkan akan
memberikan profit yang sangat menjanjikan adalah metoda yang kami
tawarkan untuk solusi pengolahan sampah tanpa limbah dan memberikan
profit yang melimpah.
Contoh Perhitungan Penangkapan Methan
COMPOSTING
FLARING
III. KEUNTUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH SECARA TERINTERGRASI
Sistem ini mampu memproses sampah padat, sludge, dan cair, misalnya : sampah
domestik dan rumah tangga, hotel, pasar, rumah sakit maupun sampah dan
limbahindustri.
domestik dan rumah tangga, hotel, pasar, rumah sakit maupun sampah dan
limbahindustri.
Keuntungan dan keistimewaan pengolahan sampah dengan sisterm integrasi:
- Ekonomis:
Pemrosesan sampah komposting menghasilkan pupuk organik dan biogas yaitu gas metan yang dapat dipakai untuk bahan bakar pada incinerator dan sebagian besar bisa dijual sebagai LNG. - Ramah lingkungan:
Dengan incinerator sampah yang non degradable dapat dibakar dengan kemampuan mendestruksi sampah menjadi abu sampai dengan 90 %. Abu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai tanah urug atau sebagai bahan pencampur pada pembuatan batako. Dengan adanya sistem sanitasi dan IPAL dapat dicegah adanya pencemaran air lindi (leacheate) untuk menghindari beberapa penyakit menular dan bau yang tidak enak. - Terjamin dan Aman:
Pada saat pengoperasiannya fidak menghasilkan panas yang membahayakan diseketitingnya, dan gas buang yang dihasilkan dikendalikan secara maksimal sehingga emisi gas buangnya aman terhadap lingkungan. - Garansi:
Peralatan yang kami produksi bergaransi selama 1 (satu) tahun termasuk spare part. - Praktis:
Pengoperasiannya sangat mudah dan dapat dilakukan oheh siapa saja yang telah dilatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar