Entri Populer

Jumat, 12 Agustus 2011

KERANGKA ACUAN (TOR) PENYUSUNAN MANAJEMEN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN, Oleh Victor Simatupang

1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan pada pengalaman dari kota-kota menengah sampai metropolitan terhadap aktivitas pengelolaan persampahan dari hari ke hari semakin kompleks. Hal ini terlihat dari mulai tahap pengumpulan, pengangkutan dan pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Pada tempat pengumpulan seperti tempat pembuangan sementara, apakah berupa TPS, transfer depo atau container tak luput dari berbagai masalah. Penempatan bangunan TPS, transfer depo atau container tidak didahului dengan sosialisasi banyak ditentang oleh warga tempat peletakannya.
Armada angkutan sampah dengan jumlah yang terbatas, akan menambah beban bagi unit-unit angkutan saat operasionalnya. Tumpukan sampah yang melebihi kapasitas volume dan daya angkutnya relatif terabaikan, sehingga timbulnya ceceran pada jalan umum yang dilalui tak dapat dihindarkan.
Persoalan besar yang lebih komprehensif untuk dijadikan bahan kajian yang lebih dalam adalah lahan tempat pembuangan akhir (TPA). Dalam penentuan lokasi TPA pada kebanyakan kota tidak didahului dengan studi pencarian lokasi TPA yang layak, baik terhadap aspek teknis persamapahan, lingkungan, ekonomi dan sosial. Dalam keadaan seperti itu kebanyakan TPA hanya ditentukan melalui pendekatan biaya dan kemudahan dalam pengadaannya. Akibatnya pada saat operasional banyak mendapat kecaman dan protes dari masyarakat terutama para penghuni yang berada dekat dengan lokasi kegiatan.
Adanya istilah ‘not in my backyard’ bagi warga terhadap penempatan lokasi pembuangan samapah atau TPA merupakan hal yang semua warga bila pemukimannya berdekatan dengan lokasi TPA. Hal ini secara logika adalah wajar saja, karena hampir seluruh TPA yang telah beroperasi saat ini menerapkan sistem open dumping. Sistem open dumping mudah pengoperasiannya dilaksanakan, namun dampak negatifnya terhadap lingkungan sangat besar. Timbulnya sampah yang masuk ke TPA hanya ditumpuk, kalaupun ada penebaran hanya untuk memperlebar lokasi penempatan sampah saja. Pengalaman yang ada akibat penerapan sistem ini adalah air lindi dengan kandungan BOD5 dan COD antara 5000-7000 PPM dan 10000-15000 PPM akan masuk dalam air tanah dangkal dan air permukaan. Selain itu lemak dan kandungan logam berat yang terdapat dalam kandungan sampah membuat air tanah menjadi tidak layak untuk dikonsumsi. Demikian halnya dengan gas-gas hasil pembakaran sampah akan menambah beban pencemaran bagi kota, khususnya pemukiman yang berada pada radius 1-2 km dari lokasi TPA; dan hal-hal lain yang mengganggu kesehatan antara lain, bau dan tempat bersarangnya lalat dan carier penyakit lainnya.
Alam memiliki daya untuk memulihkan kondisi akibat perubahan tersebut, namun perubahan terus-menerus berlangsung dan dampak dari kegiatan tersebut telah melebihi jauh di atas daya dukung lingkungannya, akibatnya sukar untuk dipulihkan secara alami.
Akankah hal ini akan berlangsung terus tanpa adanya upaya terpadu dari lintas sektoral, hal ini terpulang pada keseriusan Pemda untuk menangani dampak yang ditimbulkan oleh sistem pengolahan sampah yang diterapkan. Untuk itu melalui studi ini diharapkan hal tersebut dapat dijawab dan solusi yang komperehensif menjadi model bagi pengelolaan di masa mendatang.

2. TUJUAN STUDI
Tujuan yang akan dicapai melalui penyusunan studi ini antara lain adalah :
- Mengkaji dan menentukan sistem pengumpulan sampah yang lebih efektif;
- Memetakan dan mendistribusikan sistem pembagian wilayah pelayanan dan sistem pengumpulannya;
- Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap sistem pengumpulan di setiap wilayah pelayanan dan usulan terhadap kebutuhan untuk jangka menengah dan panjang;
- Identifikasi terhadap jenis pengumpulan pada setiap wilayah pelayanan setelah mengkaji keinginan sistem dari pendapat masyarakat setempat;
- Identifikasi terhadap upaya pengumpulan di setiap rumah tangga dengan adanya usulan untuk pemisahan sampah basah dan kering;
- Identifikasi dan evaluasi terhadap sistem transportasi yang ada saat ini serta usulan penambahan armada dalam jangka menengah dan panjang;
- Penentuan rute kendaraan dari setiap wilayah pelayanan menuju TPA yang paling efisien dan optimal;
- Identifikasi lokasi TPA alternatif sebagai lahan pengganti atau perluasan lahan yang ada yang dapat digunakan untuk mengolah sampah kota antara 5 s/d 10 tahun mendatang;
- Kajian terhadap dampak yang telah dan akan ditimbulkan terhadap lingkungan oleh aktivitas pengoperasian TPA yang ada saat ini ;
- Upaya-upaya yang dibutuhkan untuk menekan dan pemulihan terhadap dampak yang telah dan akan ditimbulkan terhadap lingkungan;
- Sistem pengoperasian di TPA yang akan diterapkan dan diperkirakan ramah terhadap lingkungan;
- Kajian prasarana dan sarana yang diperlukan untuk menunjang sistem yang akan diterapkan.

3. RUANG LINGKUP PENDEKATAN STUDI

Berdasarkan pada jenis kegiatan, manajemen persampahan terdiri dari tiga bagian; yaitu : sistem pengumpulan/pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan sampah. Lingkup kajian studi meliputi ketiga aspek tersebut di atas yang dibatasi oleh wilayah pelayanan persampahan perkotaan. Dalam hal ini konsultan diharapkan memberikan suatu wilayah kajian yang didasarkan pada berbagai hal, antara lain :
a. Jumlah penduduk perkotaan;
b. Pertumbuhan penduduk;
c. Daerah pertumbuhan ekonomi/wilayah perdagangan;
d. Daerah pemukiman baru;
e. Daerah pelayanan persampahan eksisting;
f. Route jalan angkutan sampah per wilayah pelayanan;
g. Peta jaringan jalan;
h. Peta batas administrasi kota; dan data penunjang lainnya

3.1. Kegiatan Utama

Berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan selama penugasan adalah sebagai berikut :

3.1.1. Sistem Pewadahan

a. Identifikasi dan evaluasi sistem pewadahan yang ada saat ini dan usulan untuk perbaikan sistem;
b. Pembagian zona atau wilayah pelayanan dan jenis pewadahan yang relevan sesuai dengan keinginan bersama antara masyarakat dan Pemda;
c. Kemungkinan pemakaian pewadahan sistem kering dan basah pada sumber sampah untuk upaya pemilahan awal sampah;
d. Membantu DKP dalam hal penentuan jumlah, lokasi, jenis pewadahan sesuai dengan wilayah pelayanan yang ada;
e. Membantu DKP dalam rangka penjelasan/sosialisasi ke masyarakat terhadap sistem pewadahan sampah kering dan basah;

3.1.2. Sistem Pengangkutan

a. Identifikasi dan evaluasi sistem angkutan sampah eksisting dan termasuk di dalamnya jenis, jumlah, kondisi, daya angkut, ritasi dan route angkutan;
b. Menentukan route angkutan truk sampah, sesuai dengan pembagian wilayah/zona pelayanan yang ada;
c. Mengkaji kebutuhan unit angkutan per zona pelayanan berdasarkan tingkat pelayanan menurut standar teknis persampahan;

3.1.3. Sistem Pengolahan Akhir

a. Identifikasi dan evaluasi dari dampak operasional TPA eksisting terhadap lingkungan;
b. Kajian teknis terhadap lahan TPA eksisting dan proyeksi penggunaan untuk 5 s/d 10 tahun mendatang;
c. Kajian lingkungan terhadap lahan TPA eksisting dan proyeksi lingkungan untuk 5 s/d 10 tahun mendatang;
d. Kajian ekonomi terhadap pengolahan sampah dari lokasi sumber sampai dengan di TPA dinyatakan dalam rp/m3 sampah;
e. Identifikasi dan analisa terhadap persepsi masyarakat terhadap operasional TPA eksisting dan prediksi kegiatan operasional berikutnya;
f. Identifikasi terhadap alternatif lokasi TPA untuk kemungkinan pengembangan lokasi lama atau daerah lain yang dianggap layak;
g. Kajian terhadap sistem pengoperasian TPA eksisting dan pada lokasi alternatif yang ramah terhadap lingkungan, harga OM rendah dan kemudahan untuk dioperasikan;
h. Kajian jenis sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang sistem TPA yang ada;

3.2. Pendekatan Studi

Dalam rangka mencapai tujuan studi seperti tertuang dalam sub bab-2, maka dibutuhkan berbagai pendekatan , antara lain :
a. Melakukan pertemuan-pertemuan rutin dan berkala dengan staff DKP untuk mendapatkan berbagai data/masukan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, antara lain adalah :
- Data mengenai jumlah, jenis, lokasi dan kondisi alat/wadah pengumpulan sampah;
- Jumlah ritasi armada angkutan sampah;
- Jumlah alat berat yang ada dan kondisi;
- Jumlah timbulan sampah per hari dan persentase pelayanan dalam periode tertentu;
- Jenis studi persampahan yang pernah disusun baik oleh intern DKP atau pihak lain.

b. Melakukan pertemuan dan pengambilan data sekunder terhadap instansi lain, meliputi :
 Data statistik mengenai demografi penduduk, yang menggambarkan jumlah, jenis kelamin, % pertumbuhan sesuai dengan desa-desa atau kecamatan yang ada;
 Data-data daerah pengembangan pemukiman, kawasan industri, perdagangan dan pengembangan ekonomi lainnya.

c. Data-data atau peta yang menggambarkan kondisi :
 Geologi wilayah studi;
 Jaringan jalan;
 Alur sungai;
 Kondisi hidrogeologi/aquifer;
 Kepadatan penduduk.

4. LAYANAN KONSULTAN

4.1. Periode Studi
Lama pelaksanaan studi adalah 6 bulan kalender, dimulai ……………… dan berakhir ………..

4.2. Kerjasama Konsultan

Untuk mengantipasi dan menjaga agar kualitas dapat dipertahankan, konsultan pelaksana dapat melakukan kerja sama dengan konsultan lainnya atau lembaga penelitian independen/universitas.

4.3. Susunan Tim

Susunan tim penyusun minimal terdiri dari keahlian berikut ini :
- Team Leader
- Urban and Regional planner;
- Civil engineer;
- Financial management;
- Environmental engineer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar