Entri Populer

Kamis, 28 April 2011

Jakarta Butuh Pionir Pencinta Lingkungan


BERITAJAKARTA.COM — 20-06-2010 16:32
Persoalan sampah tidak bisa ditangani sendiri oleh Pemprov DKI Jakarta, tetapi memerlukan kepedulian semua pihak, khususnya masyarakat. Sebab, tanpa kepedulian dan kesadaran dari masyarakat, mustahil persoalan sampah yang sudah sangat memprihatinkan bisa diatasi secara tuntas. Untuk itu, Jakarta memerlukan lebih banyak lagi pionir pencinta lingkungan, agar keinginan menjadikan Jakarta sebagai kota jasa ramah lingkungan bisa tercapai.

"Jangan hanya melemparkan semua kesalahan kepada pemerintah saja terkait masalah sampah ini. Mari semua pihak bekerja sama menanganinya," kata Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta, saat menyusuri aliran Sungai Ciliwung dalam rangka kampanye kali bersih III bertema, Stop Nyampah di Kali yang dimulai dari Menteng Tenggulun hingga Halimun, Jakarta Pusat, Minggu (20/6).

Gubernur menyesalkan masih banyak warga Jakarta yang belum disiplin menjaga kebersihan lingkungan. Sebagian warga masih melakukan kebiasaan buruk dengan membuang sampah di sungai. Pada peringatan HUT ke-483 Kota Jakarta, gubernur meminta masyarakat meningkatkan kedisiplinan serta rasa pedulinya pada lingkungan, khususnya dalam penanganan sampah. "Budaya membuang sampah ke sungai harus secepatnya ditinggalkan. Masih banyak warga yang belum disiplin. Ini terbukti dari masih banyaknya warga yang membuang sampah di sungai," ujar Fauzi Bowo.

Gubernur mengatakan, penanganan masalah lingkungan memang bukan pekerjaan sederhana. Namun, memerlukan kerja sama dan komitmen yang tinggi dari semua pihak. Komitmen itu bukan hanya dalam bentuk bicara, melainkan aksi, dan apa yang dilakukan kali ini dengan kampanye kali bersih merupakan sebuah aksi nyata yang dilakukan untuk kepentingan bersama dan bukan kepentingan segelintir orang. "Stop bicara saatnya beraksi, mari kerja keras lagi kalau kita ingin lingkungan kita menjadi bersih, sehat, dan baik," tandasnya.

Kegiatan menyusuri Sungai Ciliwung ini, menurut Fauzi Bowo, juga sebagai sarana mengejar target pelaksanaan program Ciliwung Bersih Tanpa Sampah pada 2012 mendatang. Berbagai perusahaan swasta seperti perusahaan retail dan perusahaan minuman juga dilibatkan, tujuannya agar mereka juga memberikan dukungan dalam upaya penanganan masalah lingkungan di Kota Jakarta. Terlebih, perusahaan retail yang terlibat kali ini adalah mereka yang sudah berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik pada 2011 mendatang.

"Keterlibatan dunia usaha dalam penanganan masalah lingkungan sangat dibutuhkan, dan kita berharap perusahaan ini akan bekerja sama tidak hanya kali ini melainkan terus menerus dalam penanganan masalah lingkungan di Jakarta," tuturnya.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, Peni Susanti, mengatakan, saat ini di sepanjang Sungai Ciliwung terdapat 109 titik tumpukan sampah. Titik tumpukan sampah itu tersebar di 75 kelurahan yang dilintasi Kali Ciliwung. Sebagian dari titik-titik sampah yang tersebar itu tidak bisa diakses oleh truk-truk pengangkut sampah, sehingga membuat sulit ditangani. "Banyak dari titik-titik sampah di sepanjang Sungai Ciliwung yang sulit terjangkau truk pengangkut sampah sehingga sulit dibersihkan," ujarnya.

Untuk tahun 2010 ini, sebanyak 12 titik sampah dari total 109 titik yang ada sudah bisa ditangani. "Ke depan kita akan terus melakukan penanganan hingga titik-titik sampah tersebut hilang dari Ciliwung," tegasnya.

Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) yang ikut melibatkan diri dalam kegiatan ini, juga melakukan pengumpulan fakta lewat proses Coke Waterways Education Center. Seluruh data yang ada selain dikumpulkan juga akan dipelajari kondisi airnya secara transparan, untuk diterjemahkan dalam bentuk langkah-langkah efektif. Perusahaan tersebut juga melakukan kampanye kepada warga untuk melakukan penanganan sampah dengan baik, salah satunya melalui pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Khusus (TPSK) di RT 08/10 Kelurahan Menteng. Tempat sampah yang juga ditinjau langsung gubernur tersebut, mengajarkan warga bagaimana memilah sampah antara organik dan nonorganik dan mengubahnya menjadi kompos. "Kami senang bisa terlibat dalam penanganan lingkungan ini," ucap Deva Rachman, Nasional Corporate Affair Manager CCAI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar