KEPALA Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna memberikan apresiasi kepada masyarakat yang kreatif bersedia mengolah sampah menjadi barang yang berharga. Seperti sampah bekas plastik untuk kerajinan tangan tas, dompet, serta pernik-pernik lainnya. Begitu juga dengan sampan kertas yang diolah kembali menjadi produk baru beraneka ragam. Mulai untuk kertas undangan, map, sampul, buku tulis serta jenis produk lainnya. Sementara untuk sampah organik diolah menjadi kompos.
"Melihat semakin kreatifnya masyarakat dalam mengolah sampah. Pemprov DKI memberikan apresiasi dengan terus mendorong masyarakat lainnya yang belum kreatif untuk bisa ikut andil," terangnya.
Caranya dengan membuat bank sampah. Setiap wilayah dipersilakan jika ada warga yang bersedia menjadi penampung. Sampah dipilah antara organik dan nonorganik. Hal itu untuk memudahkan pengolahan. Selanjutnya, dari para penampung, jika tidak sanggup mengolah sendiri. Pemprov DKI akan membantu membelinya.
Berapa harga yang dipatok. Eko tidak menjelaskan secara rinci. Yang jelas, pihaknya akan memberikan kompensasi atas kreativitas warga itu. Untuk realisasinya, sudin kebersihan masing-masing wilayah akan memantau kelompok-kelompok masyarakat yang mandiri itu. Produk apa yang sudah di--hasilkan, bagaimana pola pengembangannya serta sistem pemasarannya. Jika membutuhkan bantuan, petugas akan langsung turun tangan untuk ditindaklanjuti sesuai dinamika yang terjadi Seperti jika masyarakat membutuhkan bantuan pemasaran, pihaknya akan membantu menyalurkan dengan bekerjasama Dinas Koperasi dan UKM. Namun, jika masyarakat hanya mampu mengumpulkan dan memilah, petugas akan membelinya secara langsung untuk kemudian disalurkan kembali pada tempat pengolahan sampah dengan metode 3R (reduce, reuse, recycle).
Dijelaskan Eko, pengolahan sampah mulai dari hulu tersebut cukup efektif dalam menangani masalah sampah. Setiap produksi sampah yang dihasilkan bisa langsung diolah. Sehingga, sampah tidak sampai tercecer dan terseret air masuk ke dalam saluran yang berakibat banjir. "Pemilahan sampah untuk kemudian diolah itu sudah dilakukan masyarakat. Ini yang harus didorong," katanya.
Selama ini, dengan program 3R, telah berhasil mereduksi sampah sekitar 7 persen dari total volume sampah yang diangkut. Seperti yang sudah jalan di Kramatjati dan Kebayoran Lama yang digerakkan melalui kader PKK serta pelajar di tingkat sekolah dan mahasiswa. Jika seluruh wilayah bisa menerapkan metode tersebut, target pengurangan sampah sebesar 15 persen atau 900 ton per hari pada 2012 bisa tercapai.
Sesuai UU nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, setiap lingkungan wajib mengurus sampahnya sendiri. Sampah bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, tapi juga masyarakat luas. Apalagi, sesuai Pasal 4 UU tersebut, pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, upaya mengurangi sampah yang ada di Jakarta membutuhkan keterlibatan masyarakat tanpa terkecuali. Mengingat kapasitas TPST yang ada belum mampu menampung sampah yang ada. Pemprov DKI sendiri terus berupaya membangun TPST agar sampah-sampah di Jakarta bisa diolah seluruhnya. Tidak hanya diolah menjadi kompos, tapi juga menjadi listrik.
Keterlibatan masyarakat dalam mengelola sampah sangat penting lantaran sampah selama ini masih menjadi problem lingkungan. Belum lagi pertambahan penduduk akan memicu semakin bertambahnya produksi sampah yang dihasilkan. Sehingga, peran aktiv masyarakat sangat dibutuhkan. Apakah mengolah sampah menjadi kompos, atau mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi, (aak/rul/pes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar