KOMPAS.com - Terhitung sejak Rabu (12/5/2010), Pasar Grogolan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah punya satu unit mesin pengolahan kompos. Kalau dihitung, unit kompos ini adalah unit yang ke-27 hasil kerja sama Yayasan Danamon Peduli dengan pemerintah setempat di seluruh Tanah Air.
Sebagaimana informasi yang disampaikan pihak Danamon, unit kompos berkapasitas dua ton per hari ini ini diserahterimakan oleh Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli Bonaria Siahaan kepada Wali Kota Pekalongan dr. Mohammad Basyir Ahmad.
Program kompos sampah pasar ini merupakan bagian dari program utama yang dijalankan oleh Yayasan Danamon Peduli “Pasarku: Bersih, Sehat dan Sejahtera” yang bertujuan merevitalisasi pasar tradisional dan membangun ketahanan pangan nasional berbasiskan pertanian organik.
Dengan adanya program ini diharapkan pasar tradisional dapat menjadi tempat yang lebih nyaman bagi pembeli dan penjual, sehingga transaksi di pasar tradisional dapat meningkat.
Seperti diketahui, perkembangan pasar tradisional selama 2004-2006 mengalami penurunan sebesar 8,1 persen dibandingkan dengan pasar modern yang meningkat 31,4 persen (AC Nielsen). Padahal saat ini terdapat lebih dari 13.450 pasar tradisional dengan 12.650.000 pedagang. Pasar tradisional yang bersih, sehat, aman dan nyaman merupakan keharusan, agar 12,6 juta wirausaha skala kecil atau sekitar 50 juta rakyat yang tergantung kepada pasar tradisional tidak kehilangan sumber mata pencariannya.
Program kerja sama Pemerintah Kota Pekalongan dengan Yayasan Danamon Peduli ini dimulai dengan kesepakatan bersama pada akhir 2009 dan fasilitas ini mulai beroperasi pada Februari 2010. Total investasi sosial yang diberikan oleh Yayasan Danamon Peduli kepada Pemerintah Kota Pekalongan untuk program ini mencapai Rp 117.762.700. Investasi sosial ini diberikan dalam bentuk hibah kepada pemerintah daerah, berupa proyek percontohan sistem pengelolaan sampah terpadu dengan mengonversi sampah pasar tradisional menjadi kompos berkualitas tinggi. Yayasan Danamon Peduli menyediakan desain proyek, bangunan, mesin, pelatihan manajemen dan operasional pembuatan kompos, modal kerja selama satu bulan, uji laboratorium serta pemantauan dan evaluasi. Pemerintah daerah memberikan komitmen mereka dengan memasukkan program ini ke dalam rencana strategis pemerintah daerah.
Pemerintah daerah selanjutnya akan bertanggung jawab untuk kesinambungan program dengan menyediakan lahan di pasar, menunjuk pejabat terkait yang bertanggung jawab, menyediakan tenaga kerja yang akan dilatih, serta dana operasional setelah unit percontohan diserahkan kepada pemerintah daerah.
Sejak dioperasikan pada bulan Februari hingga April 2010, unit kompos di Kota Pekalongan ini telah mereduksi sampah yang dibuang ke TPA hingga 39,528 ton sampah dan telah menghasilkan 4,45 ton pupuk organik berkualitas tinggi. Kualitas pupuk yang dihasilkan ini juga telah melalui uji laboratorium dan hasilnya telah memenuhi 21 parameter pupuk ideal berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Unit ini diresmikan setelah dilakukan pelatihan bagi tenaga operasional serta tes laboratorium hasil kompos yang diproduksi, dan hasilnya produk pupuk unit kompos sampah pasar Grogolan telah memenuhi parameter Standar Nasional Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar