Entri Populer

Kamis, 16 Agustus 2012

Daftar Fakta Masalah Sampah KEBERSIHAN BUKAN SOLUSI MASALAH SAMPAH Penyusun: David Sutasurya

Pengantar

Dokumen ini merupakan seri daftar fakta YPBB, yang dilatarbelakangi oleh kurangnya sumber informasi yang cukup mendalam dan tematik tentang permasalahan lingkungan. Hal ini merupakan salah satu penghambat perkembangan gerakan lingkungan, khususnya gerakan penyadaran lingkungan.
Dokumen ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan bumi ini dan meningkatkan keberdayaannya dalam menghadapi berbagai persoalan lingkungan. Dengan demikian kita dapat memperkuat diri sebagai seorang peduli lingkungan dan berkurang kebergantungannya pada Ilmuwan dan Pemerintah.
Para guru dapat memanfaatkan dokumen ini untuk memperkaya materi ajarnya dan membuat materi ajar terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Para aktivis masyarakat dapat menggunakan materi dalam dokumen ini untuk mengetahui masalah penting yang sedang mengancam masyarakat dan berbagai informasi pendukung untuk memberikan penjelasan yang meyakinkan kepada masyarakat.
Tentang topik dokumen ini :
  • Dokumen ini menyorot berbagai persoalan penting terkait dengan krisis sampah yang melanda Bandung dan berbagai kota di Indonesia.
  • Salah satu penyebab penting semakin parahnya masalah sampah adalah kesalahan persepsi tentang persoalan sampah itu sendiri. Kebanyakan anggota masyarakat menganggap persoalan sampah adalah persoalan kebersihan, kenyamanan dan keindahan. Padahal, persoalan sampah sangat terkait dengan persoalan kerusakan alam dan kesehatan yang lebih mengancam keberlanjutan hidup umat manusia. Persoalan kesehatan tidak sekedar persoalan sanitasi (bebas bibit penyakit) tetapi terkait dengan racun-racun pencemar yang terkandung dalam sampah-sampah ‘modern’ seperti plastik, logam dan buangan bahan kimia. Dokumen ini diharapkan membantu memperjelas duduk perkara persoalan sampah.
  • Selanjutnya dokumen ini menampilkan berbagai informaszi tentang berbagai racun dari sampah, jenis-jenis sampah, dan berbagai alternatif pengelolaan sampah.


Penyusun : David Sutasurya

Catatan : bila tidak disebutkan secara khusus, semua data studi kasus berasal dari AS.

DUDUK PERKARA PERSOALAN SAMPAH

Apa sebenarnya bahaya sampah bagi lingkungan?
Kebanyakan orang tahu bahwa sampah merusak keindahan, menimbulkan bau tak sedap dan bibit Penyakit, tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa sampah menyebabkan :
a. Pencemaran lingkungan :
  • pencemaran air dan tanah dari penguraian sampah dan sisa pembakaran sampah
  • pencemaran udara dari pembakaran sampah
b. Pemborosan energi dan pencemaran udara untuk pengangkutan sampah
c. Penumpukan sampah dan semakin banyak lahan yang habis ‘hanya’ untuk membuang sampah
Ini karena dampak-dampak tersebut, yang sebenarnya lebih besar pengaruhnya bagi hidup kita, tidak dapat kita rasakan secara langsung.
Pengertian yang salah tentang persoalan sampah
1. SALAH : masalah sampah = masalah kebersihan = masalah lingkungan
BENAR : Masalah kebersihan = masalah sanitasi, keindahan dan ketertiban (sangat relatif terkait dengan budaya masyarakat setempat).
BENAR : kebersihan masalah lingkungan
  • masalah lingkungan lebih terkait dengan persoalan persoalan pencemaran dari sampah (→ terkait dengan persoalan kesehatan) + pemborosan energi dan lahan serta pencemaran udara akibat pengelolaan sampah yang salah.
  • kebersihan saja tidaklah cukup : membersihkan sampah = memindahkan persoalan ke tempat lain → orang lain terkena dampak dari sampah yang kita buang

2. SALAH : Semua sampah tidak berguna dan perlu dibuang
BENAR : umumnya hanya maksimal 20% saja sampah yang benar-benar harus dibuang. Yang lain dapat digunakan kembali, didaur ulang atau diolah menjadi kompos.
3. SALAH : Semua sampah harus dibersihkan atau dibuang di tempat sampah
BENAR : daun yang bertebaran di halaman mungkin dianggap mengganggu kebersihan dan keindahan, tetapi sebenarnya justru akan berguna bila bertebaran di tanah, karena :
  • melindungi tanah dari erosi.
  • hasil pembusukannya menghasilkan lapisan humus yang menyuburkan tanah
4. SALAH : Kita bergantung pada pengusaha dan pemerintah untuk mengolah dan mengelola sampah
BENAR : pemerintah tidak bisa mengelola sampah dengan efisien tanpa partisipasi masyarakat, minimal dalam memisahkan sampah menjadi organis dan anorganis.
Daripada bergantung pada pengusaha (khususnya pengusaha besar), akan jauh efisien bila sampah organis bisa diolah di tingkat keluarga atau RT/RW.
5. SALAH : kita dapat mengelola sampah sendiri di sekitar tempat tinggal kita dengan membakar atau menguburnya
BENAR : membakar dan mengubur sampah adalah tindakan yang sangat berbahaya, karena saat ini sampah banyak terdiri dari plastik mengandung racun.
Tips
  1. marilah mengubah paradigma pengelolaan sampah dari kebersihan ke pengurangan, pengolahan dan pemanfaatan sampah
  2. marilah mengubah paradigma kebergantungan pada pemerintah dan bisinsi ke paradigma partisipasi aktif dalam pengelolaan sampah
  3. jangan mengubur dan membakar sampah, tetapi pisahkan sampah dan olah sampah organis menjadi kompos

BAGAIMANA SAMPAH MENIMBULKAN DAMPAK LINGKUNGAN

Sampah telah berubah !
Dulu
Nenek moyang kita menggunakan berbagai bahan dari hewan dan tumbuhan untuk keperluan sehari-hari, membuang sampah begitu saja di alam tidak menimbulkan banyak masalah
Sekarang
Semakin banyak sampah yang dibuat dari berbagai jenis bahan kimia buatan, khususnya bahan-bahan plastik.
  1. Banyak jenis plastik yang dibuat dari bahan-bahan kima yang sangat beracun bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Membuang sampah begitu saja di alam menimbulkan berbagai bentuk pencemaran
  2. Plastik dan logam sukar mengurai di alam, sehingga sampah menumpuk lebih cepat
  3. Sampah plastik yang bercampur dengan sampah dari hewan dan tumbuhan akan menimbulkan bau tak sedap
Sampah semakin banyak

  1. Menurut Sefrianus Yosep, Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat PD Kebersihan, setiap harinya rata-rata jumlah sampah di Kota Bandung sebanyak 5.000 meter kubik, atau sekitar 0,50 kg/orang/hari.
  2. Jika semua sampah di Bandung diangkut dengan truk berukuran 12 m3, dibutuhkan setidaknya 450 truk untuk mengangkutnya.
  3. Di Bandung dalam setahun = besarnya 33 kali candi Borobudur
  4. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari.  Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000].
Mengapa Sampah semakin banyak ?
  • Manusia semakin banyak
  • Pemukiman manusia semakin padat (akibat berkembangnya kota-kota besar), sampah semakin cepat menumpuk dan sulit dikelola
  • Manusia semakin boros dan ‘malas’ menggunakan ulang bahan yang digunakan, misalnya dengan berkembangnya bahan-bahan sekali pakai
Kemalasan/keengganan mengurus sampah
Masyarakat semakin bergantung pada negara atau bisnis (besar) dalam mengelola sampah. Ini menimbulkan pola pengelolaan yang tersentralisasi dan tidak efisien. Pengelolaan yang tersentralisasi umumnya berujung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Mari kita pikirkan, bila seluruh sampah kota Bandung yang besarnya 33 kali candi Borobudur dibuang ke TPA:
  1. berapa luas TPA yang kita butuhkan ? Siapa yang rela tempat tinggalnya ketempatan sampah ?
  2. berapa banyak truk dan bahan bakar dibutuhkan ? Berapa banyak pencemaran udara yang dihasilkan ? berapa banyak gas rumah kaca yang dihasilkan ?

Menumpuk sampah dalam jumlah besar menimbulkan bahaya longsor sampah atau ledakan sampah seperti yang terjadi di Leuwigajah. Bayangkan lebih dari 150 orang tewas dan ratusan lainnya harus kehilangan rumah akibat sampah yang kita buang ! Pemerintah harus menyediakan uang Rp 38,662. miliar untuk menyediakan rumah baru dan menunjang hidup para korban longsor sampah tersebut.

Bila kita di tingkat keluarga atau di tingkat RT/RW mau mengolah sampah sendiri, pengelolaan sampah menjadi jauh lebih efisien :
  • Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah organis (berasal dari hewan dan tumbuhan), yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah.
    • Bila kita mau mengolah sampah organis saja, maka sampah yang harus diangkut ke TPA tinggal 30 sampai 40% saja.
    • Sampah organis dengan mudah dapat diolah menjadi kompos dan kemudian digunakan sebagai pupuk.
  • Bila teknologi pendaurulangan sampah berkembang baik dan sampah yang didaur ulang dapat diambil langsung di rumah atau di RT/RW kita, maka sampah yang harus diangkut ke TPA bisa tinggal 15% saja !

Ingatlah : membersihkan sampah hanya memindahkan persoalan sampah ke tempat orang lain ! Rumah atau daerah kita bersih, orang lain terkena masalah.
Kurangnya peran keluarga dan kelompok masyarakat dalam mengolah sampah sendiri adalah salah satu penyebab penting krisis sampah di Bandung !!
Penanganan Yang Salah
  1. Cara menangani sampah yang salah membuat sampah menjadi masalah !
  2. Saat ini sampah banyak mengandung plastik dan logam, mengubur dan membakarnya menghasilkan berbagai bahan pencemar
  3. Mencampur sampah organis dan anorganis menghasilkan bau tak sedap dan mengundang bibit penyakit
    • Penanganan sampah secara tersentralisasi (dengan TPA) :
    • membutuhkan lahan yang luas
    • memboroskan energi dan biaya
    • menimbulkan pencemaran udara untuk pengangkutannya
Tips
  • Gunakan sebanyak mungkin bahan organis agar sebanyak mungkin sampah dapat diolah menjadi kompos.
  • Bila terpaksa menggunakan sampah plastik, gunakan yang mudah didaur ulang (plastik kode nomor 1 dan 2)
  • Kurangi sampah yang anda buang, terlebih sampah anorganis
  • Berpatisipasilah dalam pengelolaan sampah, minimal dengan memisahkan sampah organis dan nonorganis dalam tempat terpisah. Lebih baik lagi bila anda membuat kompos sendiri.
  • Kenalilah jenis sampah dan pelajarilah cara penanganannya yang benar !

KENALILAH SAMPAH ANDA

Dengan mengetahui jenis sampah, kita akan mengetahui cara terbaik untuk menggunakan dan menanganinya saat menjadi sampah.
Setiap jenis sampah tersusun dari bahan yang berbeda sehingga dampak lingkungannya dan cara penanganannya juga berbeda.

  1. Sampah organis (berasal dari hewan dan tumbuhan ) : bahan makanan, kertas, kayu, baju, sampah kebun dll
  2. Sampah anorganis (dibuat dari bahan selain hewan dan tumbuhan)
    • Plastik : umumnya dibuat dari minyak bumi
    • Logam
    • Kaca

  • Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah.
  • Di Kota Bandung, sampah organis (selain kertas) hampir mencapai 64 persen. Selebihnya sampah dari kertas, tekstil, plastik atau karet, barang pecah belah, dan logam serta lainnya.
  • Komposisi timbunan sampah di DKI Jakarta berdasarkan US-AID Report (1988) terdiri dari sampah organis 82 persen, kertas 8 persen, gelas dan logam masing-masing 2 persen, dan plastik 6 persen.
Sifat Setiap Jenis Sampah

Berbagai Data Komposisi Sampah



  1. Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah
  2. Di Kota Bandung, dari sekitar 7.000 meter kubik sampah tiap hari, sampah organik hampir mencapai 64 persen. Selebihnya sampah dari kertas, tekstil, plastik atau karet, barang pecah belah, dan logam serta lainnya.
  3. Sampah di Bandung sebagian besar (73,25%) merupakan sampah organik (sayuran), sedang jenis yang lain prosentasenya relatif kecil (Swiss Contact)
  4. Komposisi timbunan sampah di DKI Jakarta berdasarkan US-AID Report (1988) terdiri dari sampah organik 82 persen, kertas 8 persen, gelas dan logam masing-masing 2 persen, dan plastik 6 persen.
Plastik
Beberapa fakta tentang plastik
  1. Dari enam bahan kimia paling berbahaya digunakan untuk membuat plastik : propylene, phenol, ethylene, polystyrene, benzene
  2. Plastik mengandung logam berat seperti nikel, cadmium dan timbal yang akan lepas bila dibakar atau dalam proses penguraian (saat dikubur atau di tumpuk)
  3. Bahan kimia berbahaya lain terkandung pada pewarna dan stabilisator plastik.
  4. Prioritas untuk kesehatan adalah pengurangan penggunaan plastik untuk makanan. Bahan kimia bahaya yang terkandung di dalam platik dapat berpindah ke makanan, khususnya yang mengandung lemak dan panas.
  5. Daur ulang plastik hanya dapat dilakukan sekali, berbeda dengan logam dan kertas.
Ketahui jenis plastik yang anda gunakan
Kita dapat mengurutkan prioritas penggunaan plastik berdasarkan tingkat bahayanya agi kesehatan dan kemudahannya untuk didaur ulang
  1. Perhatikan kode angka yang menunjukkan kemudahan daur ulang. (biasanya ada di bagian bawah dari barang yang kita gunakan)
  2. jenis-jenis plastik di bawah diurutkan berdasarkan tingkat bahayanya
PVC: Plastik paling berbahaya! (sumber racun paling lengkap)
Sampai saat ini belum ada satu jenis plastik yang mengandung campuran bahan berbahaya sebanyak yang terkandung dalam PVC !
  • mengandung klorin, yang berubah menjadi dioksin saat dibakar
  • Mengandung plastisizer (pelunak plastik) yang bebahaya:
    • nikel, kadmium, merkuri dan timbal, logam berbahaya yang tersisa dalam abu sisa pembakaran, terlepas pada saat plastik mengurai dan dapat bermigrasi ke dalam makanan saat plastik digunakan
    • Berbagai jenis PVC yang dilunakan mengandung zat keluarga Ftalat yang mengganggu sistem hormon. Bahkan salah satunya yaitu DEHP diketahui menyebabkan kanker.
PVC bersifat kuat, mudah pecah (regas) kecuali kalau dicampur dengan plasticizers (pelunak plastik)

PVC merupakan bahan pembuat peralatan yang sangat beragam :
selang Koper, pipa, lantai vinil, bagian-bagian mobil, botol sampo, kemasan makanan. plastic wrap, shrink wrap, kaset, botol minyak goreng, pencuci mulut, Liquor, berbagai mainan anak-anak.

Peralatan dan bahan di bawah ini dibuat dari PVC yang dilunakkan, sehingga mengandung plasticizer yang berbahaya !
  • lem, cat emulsi, sepatu/sendal, tinta cetak, lantai vinil, baju vinil
  • Berbagai alat kesehatan : sarung tangan operasi, kantung darah, peralatan-peralatan lab
  • Berbagai mainan anak-anak

Tips
1. Kurangi sedapat mungkin penggunaan plastik, hindari penggunaan PVC.
  • bila terpaksa menggunakan plastik :
  • gunakan yang dapat didaur ulang (kode 1 dan 2)
2. jangan gunakan barang sekali pakai, gunakan plastik untuk jangka panjang (misalnya untuk kontainer)
3. Gunakan sebanyak mungkin bahan organis, termasuk untuk bungkus makanan (daun pisang dan jenis-jenis daun lainnya), dan olahlah menjadi kompos saat tidak digunakan. Bila kita mau mengkompos sendiri, sampah yang harus dibuang tinggal kurang dari setengahnya !!!
4. gunakan logam dan kaca seperlunya
5. kurangi penggunaan batu baterai, usahakan menggunakan baterai yang dapat diisi ulang

RACUN-RACUN DARI SAMPAH


Sampah telah berubah !
Bila dahulu nenek moyang kita hanya menggunakan bahan organis, sekarang kita banyak menggunakan bahan-bahan buatan (anorganis) yang dibuat dari berbagai bahan kimia yang beracun.
Bagaimana bahan kimia bisa terlepas dari sampah?
Berbagai jenis sampah anorganis akan melepaskan racun yang dikandungnya bila :
  1. terbakar : misalnya dioksin dan berbagai logam berat yang tersisa di dalam abu
  2. terurai

Racun-racun yang dilepaskan terlarut dalam air hujan, kemudian ke air tanah dan sungai. Racun kemudian masuk ke dalam tanah dan masuk ke dalam tumbuhan atau hewan. Bila kita minum air yang beracun atau hewan dan tumbuhan yang mengandung racun, akhirnya racun masuk ke tubuh kita.
Hati-hati : racun yang terkandung dalam plastik juga dapat bermigrasi ke air atau makanan yang tersimpan di dalamnya.
  1. Usahakan menggunakan gelas kaca dan logam sebagai kontainer, khususnya bahan yang berlemak,
  2. jangan sampai memanaskan (atau memasukan benda panas) ke dalam plastik, termasuk plastic wrap.
  3. Jangan memberikan mainan plastik terlebih yang dimasukkan ke mulut untuk anak-anak.
  4. Hindari semua produk yang dibuat dari PVC (vinil) dan Styrene (styrofoam)
  5. Usahakan menggunakan sebanyak mungkin bahan alami
Contoh racun yang dihasilkan oleh sampah dan dampaknya bagi kesehatan
Dampak racun-racun ini bagi kesehatan sebagian besar bersifat jangka panjang, sehingga kita umumnya tidak menyadari hubungan penyakit yang kita alami dengan racun-racun ini.
plasticizer : zat yang ditambahkan ke dalam plastik untuk menimbulkan sifat lentur dan tidak regas
Waspadai bahaya dioksin!
Dioksin adalah salah satu senyawa kimia paling beracun, yang diketahui dunia ilmiah. Dampak kesehatan dioksin dapat disejajarkan dengan DDT, yang sangat kontroversial pada tahun 1960-an.
Dioksin sebenarnya adalah nama umum untuk senyawa dengan nama ilmiah 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin atau TCDD. Ada senyawa lain yang memiliki efek sama dengan dioxin misalnya, polychlorinated dibenzodioxins (PCDDs), polychlorinated dibenzofurans (PCDFs) and some polychlorinated biphenyls (PCBs). Karena itu seluruh senyawa tersebut disebut sebagai Dioxins (keluarga dioksin).
Semua senyawa tersebut mengandung bahan kimia yang sama yaitu : Chlor (Cl). Bahan Plastik yang mengandung Chlor adalah PVC (Polyvinyl Chloride atau sering juga disebut Vinil).
Bagaimana dioksin terbentuk?
Sumber utama Dioksin adalah pembakaran sampah yang mengandung Chlor à karena itu hindari membakar sampah yang mengandung plastik, khususnya PVC.

Setelah terbakar, dioksin terbawa air hujan, masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan. Biasanya dioksin sulit dikeluarkan dari tubuh dan menumpuk pada jaringan lemak.
Agar pembakaran plastik tidak menghasilkan dioksin, pembakaran harus mencapai suhu 1200 C. Ini hanya dapat dilakukan dengan peralatan modern (Insinerator modern yang dioperasikan dengan benar) dan biasanya memboroskan energi.
Sumber lain dioksin
  1. Pembuatan beberapa jenis bahan kimia dan pestisida/herbisida yang mengandung Chlor
  2. pemutihan kertas

Dampak kesehatan dioksin
Berbagai bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa dioksin menimbulkan :
  1. Kanker : pada tanggal 14 Februari 1997, TCDD (alah satu senyawa dioksin yang paling beracun) dinyatakan sebagai Karsinogen (zat penyebab kanker) kelas 1. Yaitu zat yang sudah dipastikan menyebabkan kanker pada manusia.
  2. penurunan kekebalan tubuh

Selain itu data ilmiah juga mulai memperlihatkan bahwa dioksin dapat menimbulkan atau mempengaruhi :
  1. Reproduksi : misalnya mengurangi kesuburan (jumlah sperma) dan sifat laki-laki (maskulinitas)
  2. Pertumbuhan : misalnya cacat lahir atau keguguran (kedua dampak di atas terjadi pada konsentrasi dioksin 100 kali lebih rendah daripada yang menimbulkan kanker)
  3. Endometriosis
  4. meningkatkan resiko penyakit jantung, diabetes dan paru-paru
  5. kelainan kulit
  6. penurunan kemampuan belajar

Environmental Protection Agency (EPA), badan lingkungan pemerintah Amerika Serikat, menyatakan tidak ada batas aman untuk dioksin.
Bagaimana dioksin masuk ke dalam tubuh kita?
Karena itu :
  1. cara terbaik menghindari dioksin adalah menghindari atau mengurangi memakan berbagai jenis daging.
  2. Hindari khususnya :
    • Hewan-hewan pemakan daging
    • Hewan-hewan pemakan tumbuhan yang diberikan protein tambahan yang diolah dari daging

Di bawah ini peringkat kadar dioksin pada makanan di Amerika. Sapi diberi tambahan protein yang diolah dari daging, sehingga kandungan dioksin di daging dan susu menjadi tinggi. Di Indonesia, bila sapi diberi makan hanya rumput, kadar dioksinnya akan jauh lebih rendah.



Tubuh kita sulit mengeluarkan dioksin, khususnya bagi laki-laki.
Sedangkan bagi perempuan dioksin dapat dikeluarkan melalui :
  1. Plasenta
  2. Susu ibu
Yang pada akhirnya akan membahayakan bayi yang dikandung

ALTERNATIF PENANGANAN SAMPAH

Sejumlah Fakta tentang TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir)
TPA adalah fasilitas utama dari pengelolaan sampah yang tersentralisasi. Sistem ini memang memberikan kepraktisan pada kita. Kita tinggal menaruh sampah dalam kantung keresek dan membayar iuran. Dan sampahpun hilang dari pandangan kita !
Tapi dengan cara ini, kebersihan rumah kita harus dibayar dengan penderitaan orang yang ‘ketempatan’ sampah.
Berikut ini adalah cara penanganan sampah yang dilakukan di TPA.
Open dumping
Hampir semua TPA di Indonesia dikelola dengan sistem Open Dumping à ini tidak lebih dari membuat sebuah tumpukan sampah maha besar tanpa pengelolaan apapun !!
Biaya retribusi sampah yang anda bayarkan hanya digunakan untuk mengangkut sampah.
Dampak Open Dumping :
  • Pencemaran air tanah dan bau tak sedap dari penguraian sampah
  • Sampah yang terbakar menghasilkan berbagai jenis racun
  • Butuh tempat yang luas
  • Beresiko terjadi ledakan gas metan, yang terbentuk dari penguraian sampah
  • Bersiko terjadi longsor sampah bila TPA telah melebihi kapasitas
Sanitary Landfill
Di negara kaya biasanya Open Dumping telah diganti dengan sistem Sanitary Landfill. Pada sistem sanitary landfill :
  • Bagian bawah TPA harus dilapisi dengan lapisan kedap air sehingga racun-racun tidak masuk ke air tanah
  • Secara berkala sampah dilapisi dengan lapisan kedap udara (misalnya dari tanah liat) untuk mencegah proses pembusukan
  • Ada sistem pipa di dalam TPA untuk mengambil air dan gas metan
Masalah sistem Sanitary landfill :
  • Sangat mahal
  • Pengoperasian Sulit
  • Butuh tempat yang sangat luas karena sampah tidak membusuk
Insinerator
Insinerator pada dasarnya adalah sarana pembakaran sampah berteknologi tinggi, di mana sampah dibakar dengan suhu yang sangat tinggi (minimal 1200 C).
Dampak insinerator :
  • Kemungkinan pencemaran dari abu dan asapnya (bila insinerator tidak berkualitas dan dioperasikan secara buruk)
  • Pembanguan dan pengoperasian sangat mahal, khususnya untuk fasilitas pencegahan polusi.
Mari mengubah paradigma pengelolaan sampah
  • dari kebersihan ke pengelolaan (pengurangan, pengolahan dan pemanfaatan) : daripada rumah anda bersih dengan memindahkan masalah ke orang lain, mengapa tidak mengurangi, mengolah dan memanfaatkan kembali sampah ?
  • dari sentralisasi ke desentralisasi : pengelolaan sampah yang tersentralisasi memboroskan banyak energi, biaya dan lahan. Pengelolaan sampah di rumah dan lingkungan terkecil akan membuat pengelolaan menjadi jauh lebih efisien.
  • dari kebergantungan ke partisipasi : pengelolaan yang tedesentralisasi tidak akan terwujud bila masyarakat tidak berpartisipasi. Masyarakat perlu berubah dari yang terbiasa hidup serba instan dan dilayani, ke masyarakat yang punya semangat kemandirian dan kewirausahaan.
Paradigma pengelolaan sampah yang baru memerlukan peran aktif kita semua !

ANDA DAPAT  MELAKUKLAN INI DI RUMAH ANDA

Bersih saja tidak cukup! membersihkan sampah = memindahkan masalah
Membersihkan sampah tampaknya menyelesaikan persoalan sampah. Tapi, tahukan anda kemanakah sampah dari rumah anda dibuang ?
Kota kita tidak terutama berhadapan dengan persoalan kebersihan, tetapi sampah yang terlalu banyak.
Membersihkan sampah hanya memindahkan masalah, orang lain terkena akibat sampah yang kita hasilkan.
Anda tidak ingin agar rumah anda bersih tetapi sampah anda menyusahkan orang lain? maka inilah yang dapat anda lakukan :
Sebelum dan saat barang digunakan” hemat penggunaan barang / material
Langkah terbaik untuk mengatasi masalah sampah adalah melakukan langkah proaktif sebelum membeli dan pada saat barang digunakan
Setelah digunakan: pisahkan, komposkan dan daur ulang
Ingatlah :
Semua langkah di atas adalah urutan prioritas à mendaur ulang sampah adalah langkah terakhir.
Usahakan mengurangi sedapat mungkin sampah yang anda hasilkan, jangan memboroskan penggunaan bahan walaupun itu dapat didaur ulang !!!
Sampah yang biasanya mudah didaur ulang :
  1. Semua sampah organis (dari hewan dan tumbuhan) : sisa makanan, sampah kebun
  2. kaca
  3. Logam : aluminium, besi
  4. plastik : kode 1 (PET) dan 2 (HDPE) à hanya dapat didaur ulang satu kali
Mengapa sampah bau
Anda takut akan bau sampah, bila di sekitar rumah anda dilakukan pembuatan kompos ?
Sampah tidak selalu harus bau. Sampah bau karena kesalahan cara penanganan !
Bau sampah dihasilkan oleh bakteri pengurai sampah organis yang bersifat anaerob à hidup tanpa udara (oksigen).
Bakteri anaerob muncul bila sampah kekurangan oksigen, misalnya :
  1. disimpan dalam tempat yang tertutup (kantong sampah atau tempat sampah)
  2. sampah organis bercampur atau tertutupi oleh sampah anorganis yang kedap udara
  3. sampah organis tertutupi oleh minyak
  4. pemadatan sampah organis, sehingga bagian dalam sampah kekurangan udara
Mengolah sampah dengan cara yang benar (pengudaraan) dapat mencegah timbulnya bakteri anaerob. Sampah organis tidak perlu dibuang dan dapat kita olah menjadi kompos tanpa bau tak sedap !

CONTOH KASUS

Mobil
  • setiap tahun 260 juta ban mobil, 80 juta batere mobil dan 400 juta alat penyaring bahan bakar di buang begitu saja ke lingkungan —–> memberikan kontribusi terhadap pencemaran disamping pencemaran yang ditimbulkan oleh mobil itu sendiri.
  • 10 juta buah mobil yang memerlukan 9 milyar ton baja dan sejumlah suku cadang lainnya berhasil dijual di Amerika setiap tahun.
  • 9 juta mobil rongsokan di buang setiap tahun dan hanya sedikit bagian dari rongsokan tersebut dapat didaur ulang.
Sampah dari Hari Raya
  • Di Inggris sampah yang dibuang setiap tahun dapat menutupi 300 juta meter persegi tanah, dan bagian terbesarnya hanya dihasilkan dalam satu bulan yaitu Desember. Sampah dari hadiah senilai hampir satu miliar dolar setiap tahun berakhr di tempat sampah.
  • Diperkirakan perayaan natal di Inggris menghasikan :
    • 7.5 juta botol gelas dan toples
    • 5 juta kaleng minuman
    • 83 Km2 kertas pembungkus
    • Satu miliar kartu ucapan
    • 7.5 juta pohon natal
Kartu Natal dan lebaran
  • Sebuah perusahaan di Inggris (Tesco and WH Smith) mendaur ulang 40 juta cards – kira-kira sama dengan 14,000 pohon !
  • Tips untuk kartu natal dan lebaran, untuk membantu mengurangi sampah :
    • usahakan menggunakan kartu dari kertas daur ulang
    • gunakan kreativitas anda untuk mengguakan kembali kartu natal tahun lalu menjadi kartu ‘baru’, penanda hadiah atau kardus hadiah
    • Jangan buang kartu ucapan anda, simpanlah untuk berbagai keperluan dan berbagai karya kreatif untuk hari raya tahun depan !
    • Bantulah menghemat kertas dengan mengirimkan ucapan melalui internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar