
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Bharuna mengatakan, mengacu pada Undang-undang 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, Pasal 12 dan 13 yang mengatur ketentuan kewajiban menyediakan fasilitas pemilahan sampah, bank sampah menjadi solusi di tengah semakin meningkatnya volume sampah di DKI Jakarta.
Nantinya masyarakat bisa menyetorkan sampah yang sudah terpilah ke bank sampah. Sampah-sampah tersebut ditimbang dan dinilaikan ke rupiah. Harga yang berlaku saat ini untuk botol plastik sekitar Rp 2.700 per kilogram, kaleng Rp 2.000 per kilogram, dan kertas putih Rp 1.500 per kilogram. "Meniru sistem bank, uang tersebut tidak langsung dibayarkan, akan tetapi dicatatkan ke dalam buku tabungan bank sampah milik nasabah," ujarnya Sabtu (26/5).
Eko menyebutkan, di Jakarta saat ini tersebar puluhan bank sampah atau bank daur ulang sampah seperti di RW 12, Kelurahan Kebayoranlama, Jakarta Selatan. "Kegiatan bank sampah di wilayah tersebut mampu mereduksi hingga 30 persen sampah yang dihasilkan warga," jelasnya.
Sampah-sampah tersebut akan diolah sesuai jenisnya. Untuk sampah organik dilakukan komposting dengan mesin ataupun manual. Sedangkan sampah anorganik, diolah menjadi bahan kerajinan tangan seperti tas, dompet, dan hiasan dinding. “Khusus sampah ban bekas dari bengkel-bengkel dibuat jadi pot bunga.
"Nantinya pot itu bisa diletakkan di sepanjang jalan lingkungan untuk penghijauan. Pupuknya pun dari kompos yang dihasilkan dari sampah organik,” katanya.
Reporter: erna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar